Sebagian kuburan di Makam Mr X, Kota Mojokerto nampak aneh sebab mempunyai batu nisan lengkap dengan nama. Isu jual beli makam pun menyeruak saat kami mencari tahu asal usul makam beridentitas itu.
Makam Mr X terletak di belakang Taman Makam Pahlawan (TMP), tepatnya di Miji Baru 2 Gang 4, RT 4 RW 1, Kelurahan Miji, Kranggan, Kota Mojokerto. Sesuai namanya, makam seluas 196 meter persegi ini untuk mengubur mayat tanpa identitas, baik laki-laki maupun perempuan. Biasanya, jenazah-jenazah itu dikubur tanpa batu nisan.
Namun, beberapa makam di dalamnya mempunyai batu nisan. Berdasarkan data di batu nisan, ada yang meninggal 2015, bahkan 1959. Juru Kunci Makam Mr X, Yoyon Kristianto Wahyono (58) mengatakan, makam dengan batu nisan itu baru diketahui keluarganya setelah dimakamkan. Sehingga ahli waris memasang batu nisan agar mudah saat berziarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yoyon lantas menunjukkan 2 makam dengan batu nisan, tapi tanpa tulisan sama sekali. Bapak 3 anak ini menyebut keduanya makam korban pandemi COVID-19. "Banyak jenazah korban COVID-19 yang dimakamkan, ada kalau 10. Ada yang batu nisannya saya bongkar. Karena berebut merawat supaya dapat uang. Saya yang selama ini merawat tidak dapat apa-apa," kata Yoyon kepada wartawan di lokasi, Kamis (8/6/2023).
![]() |
Suami Arini Catur (50) ini lantas menceritakan dugaan jual beli kuburan di Makam Mr X ketika pandemi COVID-19 sekitar tahun 2021. Menurutnya, keluarga korban terpaksa membeli karena jenazah tak bisa dimakamkan di makam tempat tinggal mereka. Sedangkan makam khusus korban COVID-19 di Lingkungan Tropodo, Kelurahan Meri, Kranggan, Kota Mojokerto sudah penuh.
"Saya tanya keluarga jenazah, dari rumah sakit sudah ditawari dimakamkan di sini (Makam Mr X) tahu beres Rp 15 juta. Karena makam khusus COVID-19 di Tropodo sudah penuh. Akhirnya makam Mr X jadi sasarannya tanpa sepengetahuan warga," ungkapnya.
Tahun 2021 pula, lanjut Yoyon, warga setempat pernah menggagalkan pemakaman jenazah diduga korban COVID-19. Warga memprotes pemakaman secara diam-diam tersebut. Sehingga jenazah batal dikubur meskipun liang lahat sudah digali.
"Pernah didemo warga tahun 2021 karena memakamkan jenazah COVID-19. Akhirnya digagalkan padahal liang sudah digali. Kalau dibuat bisnis seperti itu, penuh. Kalau Kota Mojokerto sendiri butuh, tidak ada tempat," jelasnya.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Dinsos P3A) Kota Mojokerto Choirul Anwar menjelaskan, sejumlah kuburan berbatu nisan di Makam Mr X bukanlah korban COVID-19.
"Itu makam jenazah tanpa identitas, tapi masyarakat kenal namanya. Akhirnya dikasih batu nisan dengan nama itu. Bukan makam pasien COVID-19," tegasnya.
Anwar juga membantah desas-desus jual beli kuburan di Makam Mr X untuk jenazah korban pandemi COVID-19. Ketika masyarakat menolak korban COVID-19 dimakamkan di pemakaman umum, jenazah dikubur di makam khusus korban COVID-19 di Lingkungan Tropodo.
Selain itu, pemakaman korban pandemi COVID-19 di Kota Mojokerto melalui prosedur yang ketat dengan protokol kesehatan. "Kalau jenazah korban COVID-19 pasti pakai prokes, itu sudah ada tim pemulasaraan dan SOP di Dinkes. Apalagi saat itu begitu ketatnya. Sehingga tak mungkin individu memakamkan di situ (Makam Mr X), apalagi jenazah dari rumah sakit," tandasnya.
(abq/iwd)