Makam Mr X di Miji Baru 2 Gang 4, Kota Mojokerto menjadi peristirahatan terakhir ratusan jenazah tanpa identitas. Selama ini, makam di pinggir Sungai Sadar itu tak terawat. Yoyon Kristianto (58) lah yang sukarela merawatnya dengan uang pribadi.
Yoyon menetap di Miji Baru 2 Gang 4, Kelurahan Miji, Kranggan, Kota Mojokerto sejak 13 tahun lalu. Ia memboyong bisnis konveksinya dari Embong Malang, Surabaya ke gang sebelah utara Taman Makam Pahlawan (TMP) tersebut. Kini ia mempunyai 18 karyawan. Bapak 3 anak ini ditunjuk menjadi Juru Kunci Makam Miji Baru sejak 1 September 2021 dengan honor Rp 500.000/bulan.
Namun, jauh sebelum itu, ia sudah mengabdi ke lingkungan Miji Baru 2 gang 4. Sejak tinggal di tempat ini, ia rajin membersihkan jalan lingkungan yang dipenuhi rerumputan. Jalan aspal penghubung Miji Baru 2 dengan Panggreman ini berada di pinggir Sungai Sadar. Dulunya jalan ini nampak suram karena tak terawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah 13 tahun saya merawat jalan ini tanpa dibayar, panjangnya sekitar 500 meter. Dulu tidak ada orang berani lewat sini. Saat itu, saya masih tinggal sendiri di sini. Karena penghuni lainnya tidak kerasan, jualan apa tidak laku," kata Yoyon kepada wartawan di rumahnya, Kamis (8/6/2023).
![]() |
Suami Arini Catur (50) ini juga sukarela merawat Makam Mr X yang hanya sekitar 50 meter di sebelah barat rumahnya. Makam khusus mayat tanpa identitas, baik laki-laki maupun perempuan ini berada di bagian timur laut Makam Islam Miji Baru. Menurut Yoyon, meski luasnya hanya 196 meter persegi, Makam Mr X sudah berisi ratusan jenazah.
"Sebelum ada saya, (Makam Mr X) tidak ada yang merawat. Zaman saya, saya rawat gitu aja. Karena kasihan mereka butuh doa-doa. Setiap setelah salat saya kirim doa karena mereka jelas tidak punya keluarga," terangnya.
Sejak dipercaya menjadi Juru Kunci Makam Miji Baru, Yoyon kian getol merawat Makam Mr X. Ia rajin memotong rerumputan liar yang cepat tumbuh di makam khusus mayat tanpa identitas itu. Pohon kamboja yang dulu banyak di dalam makam, ia tebangi untuk mengurangi kesan angker.
Bahkan, Yoyon rela menyisihkan penghasilannya dari bisnis konveksi untuk memasang 18 titik lampu plus tiangnya. Belasan lampu yang menghabiskan uang Rp 12 juta itu ia pasang di depan Makam Mr X dan Makam Miji Baru, serta di dalam makam. Ia lantas membangun gazebo senilai Rp 45 juta dan memperbaiki gorong-gorong 200 meter Rp 18 juta di Makam Islam Miji Baru.
Gazebo tersebut menjadi tempat salat para peziarah. Sedangkan perbaikan gorong-gorong untuk mencegah banjir di makam selama musim hujan. Yoyon rela merogoh dompet pribadinya sebab tak ada anggaran dari Rukun Kematian Miji Baru. Pengabdiannya kini membuahkan hasil. Jalan Miji Baru 2 Gang 4 maupun Makam Mr X dan Makam Miji Baru menjadi terang di malam hari.
"Sekarang warga lewat tidak ada perasaan takut, karena sudah terang. Motivasi saya hanya ingin punya tabungan di sana (akhirat), istri saya juga sepakat. Mengabdi sampai tutup usia," cetusnya.
Selama ini, Yoyon berupaya mencari tahu dinas apa yang berwenang mengelola Makam Mr X. Namun, upayanya tak membuahkan hasil. "Baik petugas dari RSUD (dr Wahidin Sudiro Husodo) maupun Dinsos tidak tahu. Maksud saya biar membantu mengganti lampu yang mati, untuk beli bensin dan oli mesin pemotong rumput dan gergaji mesin," jelasnya.
Tokoh Masyarakat Miji Baru 2, Miskan (70) mengamini cerita pengabdian Yoyon. Menurutnya, kondisi Makam Mr X benar-benar tak terawat sebelum ditangani Yoyon. "PakYoyon secara sukarela karena tidak ada gaji. Dia dibayar sebagai juru kunci makam Miji Baru," tandasnya.
(dpe/iwd)