Tim gabungan bentukan kantor Kementerian Agama terus menelusuri buku buku yang diduga menyimpang. Dari 90 lembaga MTs yang sudah didatangi tim gabungan, selama dua hari, terdapat 41 MTs yang menggunakan buku bermasalah tersebut, sementara 55 lainya menggunakan buku lain.
Kasi Penma Kankemenag Sampang, Wahyu hidayat mengaku Tim gabungan hanya melakukan penelusuran Buku Fiqih yang terdapat di lembaga MTs di Sampang. Dalam dua hari terakhir sedikitnya terdapat 90 lembaga MTs yang sudah didatangi tim gabungan.
"Hari pertama sebanyak 36 MTs dengan 17 menerapkan (menggunakan buku bermasalah) 19 lainnya tidak. Hari kedua sebanyak 60 sasaran, 24 menerapkan, 36 tidak menerapkan. Totalnya 41 menerapkan dan 55 lainnya tidak," kata Wahyu, Kamis (10/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu mengaku tim gabungan hanya melakukan penelusuran buku Fiqih yang terdapat di lembaga MTs di Sampang. Ada 224 Lembaga MTs di bawah naungan Kementerian Agama yang akan ditelusuri. Tim gabungan tersebut masih akan dilakukan hingga hari Jumat (12/8).
"Tugas tim gabungan hanya fokus pada lembaga MTs saja. untuk MA masih menunggu hasil kajian buku terbitan terbaru yang dilakukan tim literasi kampus dan Bahsul Masail PCNU dan juga terhadap Litbang Kemenag RI," tutur Wahyu.
Menurut Wahyu, meskipun sudah diketahui buku-buku bermasalah tersebut masih digunakan, namun tidak ada langkah penarikan dari Kemenag. Sementara MTs yang menggunakan buku bermasalah tersebut diminta untuk menggunakan literasi lain agar proses belajar mengajar tidak terganggu.
"Kalau penarikan itu, tetap menunggu instruksi Kemenag RI. Kami hanya minta kepada pihak sekolah untuk tidak menggunakan buku yang masih polemik tersebut. Sekolah kami anjurkan menggunakan literasi lain dari pondok agar pembelajaran tidak terganggu," jelasnya.
Sebelumnya, delapan buku pelajaran MTs di Sampang, Jawa Timur, diduga berisi ajaran menyimpang. Temuan itu disampaikan Media Literasi Kampus Institut Agama Islam Nazhatut Thullab (MLK IAI Nata) Sampang.
"Berdasarkan catatan kami ada lebih dari 50 pokok bahasan pada delapan buku pelajaran MTs yang kami anggap tidak sesuai tuntunan," ujar Ketua MLK IAI Nata Sampang, Mokaffi .
Mokaffi menyebut 8 buku pelajaran MTs yang materinya dianggap bermasalah itu beberapa di antaranya diterbitkan oleh Kemendikbud dan Kemenag RI. Sedangkan lainnya diterbitkan oleh penerbit nasional.
"Buku-buku itu 2 di antaranya adalah terbitan Kemendikbud RI, 2 lagi terbitan Kemenag RI, 3 lainnya terbitan Airlangga, dan 1 lagi terbitan Tiga Serangkai," kata Mokaffi.
Terkait temuan buku menyimpang itu, Mokaffi, menyebut pada tahun 2021 pihaknya sudah pernah menyampaikan ke Kantor Kementrian Agama Kabupaten Sampang dan sudah ada kesimpulan bersama soal perbaikan materi. Namun, katanya, hingga saat ini belum ada tindak lanjut.
(abq/iwd)