Penjelasan Lengkap Brimob Masuk Masjid Raya Padang Pakai Sepatu

Kabar Daerah

Penjelasan Lengkap Brimob Masuk Masjid Raya Padang Pakai Sepatu

Muhammad Afdal Afrianto - detikJatim
Senin, 07 Agu 2023 11:20 WIB
Beredar video sejumlah anggota Brimob masuk Masjid Raya Sumbar memakai sepatu saat melakukan pemulangan paksa masyarakat Air Bangis.
Momen Brimob masuk Masjid Raya Sumbar pakai sepatu. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Media sosial dihebohkan video sejumlah anggota Brimob masuk ke masjid tanpa melepas sepatu. Peristiwa itu terjadi di Masjid Raya Sumbar di tengah aksi unjuk rasa penolakan proyek strategis nasional (PSN) oleh Masyarakat Air Bangis, Kabupaten Pasman Barat di Kantor Gubernur Sumbar.

Peristiwa itu dimulai dari unjuk rasa yang dilakukan masyarakat Kabupaten Pasaman Barat yang berunjuk rasa di Kantor Gubernur Sumbar didampingi sejumlah orang dari LBH Padang dan mahasiswa.

"Sejak Senin 31 Juli 2023 sekitar 1.500 orang masyarakat Air Bangis melakukan aksi demonstrasi penolakan PSN di Kantor Gubernur Sumbar. Tuntutan masyarakat bertemu Gubernur Sumbar dialog secara langsung," kata Direktur LBH Padang Indira Suryani dilansir dari detikSumut, Senin (7/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena tidak ditemui gubernur, pendemo melanjutkan aksi selama berhari-hari hingga menjadikan masjid sebagai tempat tinggal sementara selama menggelar aksi unjuk rasa.

"Namun hingga Jumat 4 Agustus 2023 Gubernur Sumbar tak pernah menemui masyarakat yang demonstrasi. Gubernur malah menemui massa tandingan dan bersilaturahmi saat shalat subuh," sambun Indira.

ADVERTISEMENT

Dia sebutkan bahwa selama aksi unjuk rasa itu Wakil Bupati Pasaman Barat dan pihak Polres Pasaman Barat sudah meminta warga yang demo agar mau pulang. Pemkab juga sudah menyiapkan bus untuk kembali ke Pasaman Barat sejak Jumat (4/8).

"Lima Agustus 2023 siang, utusan warga dan mahasiswa sedang melakukan dialog dengan Pemprov Sumbar di Gubernuran Sumatera Barat. Lalu masyarakat berselawat di mesjid raya, sambil menunggu utusan yang berdialog dengan Pemrov Sumbar," kata Indira.

Saat masyarakat berselawat itulah sejumlah petugas dari kepolisian datang masuk ke masjid tanpa melepas sepatu meminta warga naik ke bus untuk kembali ke Pasaman Barat. Namun permintaan polisi itu ditolak warga pendemo.

"Tim Polda Sumbar mendatangi warga yang berselawat meminta untuk naik ke bus yang disediakan. Warga tidak mau naik bus hingga terjadi tindakan represif dan penangkapan 14 orang oleh Polda Sumbar. Polda menangkap 7 pendamping (LBH Padang dan PBHI Sumbar), 4 masyarakat, dan 3 mahasiswa," kata Indira.

Pengurus Masjid Raya Sumbar Yuzardi Ma'ad buka suara soal video viral yang menyebut polisi masuk masjid tanpa melepas sepatu. Yazuardi menyebutkan bahwa lokasi yang dimasuki polisi adalah aula, bukan tempat untuk salat.

"Untuk itu tidak ada yang salah, itu bukan ruang salat. Tapi merupakan sebuah aula yang terletak di lantai dasar masjid," kata Yuzardi, Sabtu (5/8/2023). "Sedangkan karpet yang terlihat dalam video itu adalah bekas alas tidur. Sebelumnya, ruangan itu untuk tempat istirahat peserta aksi."

Yuzardi pun berharap penjelasannya bisa menjawab kabar keliru bahwa polisi menginjak sajadah di masjid. Dia tidak ingin kabar itu membuat kesalahpahaman.

"Saya sudah melihat videonya di media sosial, komentar netizen banyak keliru. Kita khawatir, itu bisa memancing kesalahpahaman. Itu kenapa saya merasa untuk penjelasan," ungkapnya.

Mengenai kabar viral Brimob masuk masjid tanpa melepas sepatu Kapolda Sumbar Irjen Suharyono menilai bahwa kesalahpahaman yang terjadi telah mendiskreditkan aparat kepolisian.

"Itu mendiskreditkan aparat, masuk ke rumah ibadah menggunakan sepatu. Yang sebenarnya, saya klarifikasi, yang masuk pertama adalah polwan (polisi wanita), mengajak mereka keluar, masuk ke bis. Kemudian ada polisi laki-laki. Itu di lantai 1, karena Masjid Raya itu dari lantai ubin bersih, di sana tempat pertemuan itu, seolah-olah memang tikar," kata Suharyono, Sabtu (5/8/2023).

"Kalau yang tidak tahu kondisi di sana, mereka itu tidur di tempat salat, di lantai bawah. Di atas ada lantai karpet rapih untuk salat, kami masuk yah bersama mereka yang pakai sepatu, sendal, anggota yang mengamankan yah pakai sepatu, karena lantai 1 itu keramik yang bersih," sambungnya.

Suharyono mengaku tidak akan mungkin melecehkan rumah ibadah, terutama masjid. Sebab, dirinya sendiri seorang muslim dan sebagian besar jajarannya juga umat Islam.

"Masyarakat tidur di lantai bawah beralaskan tikar, koran, plastik dan tikar. Mereka kami ajak karena kasihan anak-anak yang sakit, karena itu rasanya sudah tidak manusiawi, sehingga kami bawa ke dalam bus, saat ini masjid sudah bersih," katanya.

Suharyono mengklaim anggotanya hanya ingin membantu para pendemo di Masjid Raya Sumbar untuk kembali ke kampung halamannya. Ajakan itu dilakukan secara humanis dan tanpa intervensi.

"Kalau hari ini kami tidak mengambil keputusan ini, pasti Senin, Selasa, Rabu mereka tidak akan kembali dan masih di sini," katanya.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads