Dalil Puasa Asyura dan Keutamaannya Hapus Dosa Setahun Lalu

Dalil Puasa Asyura dan Keutamaannya Hapus Dosa Setahun Lalu

Suki Nurhalim - detikJatim
Rabu, 26 Jul 2023 14:52 WIB
Spains biker Lorenzo Santolino competes during Stage 12 of the Dakar 2023 between Empty Quarter Marathon and Shaybah, in Saudi Arabia, on January 13, 2023. -  (Photo by FRANCK FIFE / AFP)
Foto: AFP/FRANCK FIFE Ilustrasi dalil puasa Asyura dan keutamaannya.
Surabaya -

Jumat (28/7/2023) atau 10 Muharram 1445 H, umat Islam dianjurkan puasa Asyura. Ada banyak dalil mengenai puasa sunah tersebut dan keutamaannya.

Mengutip situs resmi Nahdlatul Ulama (NU), berikut ini hadis yang menjelaskan sejarah dianjurkannya puasa Asyura.

وحَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي عُمَرَ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا، يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي تَصُومُونَهُ؟» فَقَالُوا: هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ، أَنْجَى اللهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ، وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ، فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا، فَنَحْنُ نَصُومُهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Dari Ibnu Abbaz bahwa Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam tiba di Madinah, dan mendapati seorang Yahudi dalam keadaan berpuasa pada hari Asyura. Kemudian Rasulullah bertanya: Hari apa yang kalian puasakan ini? Mereka menjawab: Ini adalah hari yang agung, yang mana Allah menangkan Nabi Musa dan kaumnya dan menenggelamkan Fir'aun dan kaumnya. Dan Nabi Musa berpuasa pada hari itu karena bersyukur. Maka kami pun berpuasa. Rasulullah berkata: Aku lebih berhak dan layak terhadap Nabi Musa dari kalian. Kemudian Rasulullah berpuasa dan memerintahkan untuk puasa Asyura. (Muslim ibn al-Hajjaj, Shahih Muslim).

Selain itu, ada banyak hadis lainnya mengenai anjuran puasa Asyura. Berikut beberapa di antaranya yang dikutip dari detikHikmah.

ADVERTISEMENT

Dalil Puasa Asyura:

1. Dalil Puasa Asyura dalam Hadis Muttafaq Alaih

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Artinya: Dari Ibnu Abbas RA bahwa Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh untuk berpuasa pada hari itu. (Muttafaq 'alaih)

2. Dalil Puasa Asyura dalam Kitab Sunan At-Tirmidzi

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِي، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ هِشَامٍ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ عَاشُورَاءُ يَوْمًا تَصُوْمُهُ فَرَيْسٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَصُوْمُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ النَّاسَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا افْرِضَ رَمَضَانُ كَانَ رَمَضَانُ هُوَ الْفَرِيضَةُ، وتَرَكَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ. وَفِي الْبَابِ عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ، وَقَيْسِ بْنِ سَعْدِ، وَجَابِرِ بْنِ سمُرَةَ، وَابْنِ عُمَرَ، وَمُعَاوِيَةَ. وَالْعَمَلُ عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ عَلَى حَدِيْثِ عَائِشَةَ، وَهُوَ حَدِيثُ صَحِيحٌ؛ لَا يَرَوْنَ صِيَامَ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ وَاجِبًا، إِلَّا مَنْ رَغِبَ فِي صِيَامِهِ لِمَا ذُكِرَ فِيهِ مِنَ الْفَضْلِ.

Artinya: Dari Harun bin Ishaq al-Hamdani, dari Abdah bin Sulaiman, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, 'Pada awalnya, Asyura adalah hari yang di dalamnya orang-orang Quraisy berpuasa pada masa jahiliyah. Ketika itu, Rasulullah SAW juga berpuasa pada hari Asyura. Kemudian beliau datang ke Madinah, beliau juga berpuasa pada hari Asyura tersebut dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa di dalamnya. Lalu ketika puasa Ramadan diwajibkan, maka puasa Ramadanlah yang menjadi fardhu, dan beliau meninggalkan kewajiban puasa Asyura. Maka barang siapa mau berpuasa pada hari itu, ia boleh berpuasa. Dan barang siapa tidak ingin melakukannya, maka ia boleh untuk tidak berpuasa." (Shahih Abu Dawud, No 2110: Muttafaq 'alaih)

3. Dalil Puasa Asyura dari Hadis Hafshah

Dari Hafshah binti Umar bin Khattab RA, ia berkata, 'Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW, yaitu puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum subuh'. (HR Ahmad dan An Nasa'i)

Keutamaan Puasa Asyura:

Mengutip situs resmi NU, puasa Asyura sangat dianjurkan dalam Islam. Seperti sabda Rasulullah SAW berikut ini.

"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulannya Allah, Muharam". (HR Muslim).

Bahkan keutamaan puasa Asyura diyakini dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Itu merujuk pada hadis berikut ini.

"Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar Ia mengampuni dosa setahun yang lalu". (HR at-Tirmidzi).

Kemudian dalam riwayat yang lain, Nabi Muhammad juga memberikan jawaban yang sama saat ditanya tentang puasa Asyura.

"(Puasa tersebut) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu". (HR Muslim).

Yang dimaksud dengan penghapusan dosa di sini adalah dosa-dosa kecil. Bukan dosa-dosa besar.

Tetapi apabila tidak memiliki dosa kecil, maka diharapkan adanya keringanan dari dosa-dosa besar. Jika tidak, maka diangkat derajatnya.




(sun/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads