Sebanyak 41 ribu warga Kabupaten Blitar tercatat obesitas. Jumlah penderita obesitas naik sekitar 5 persen dibanding tahun sebelumnya. Pola hidup yang tidak teratur menjadi penyebab tingginya jumlah penderita obesitas.
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Blitar, ada sekitar 214.678 orang yang tercatat dalam data screening di aplikasi sehat (ASIK). Dari jumlah tersebut, sebanyak 41.653 orang atau sekitar 24,7 persen dinyatakan obesitas.
"Itu jumlah data dari Januari sampai Juni tahun ini. Bisa saja berubah, karena akan terus diupdate datanya," kata Subko Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kabupaten Blitar, Hyndra Satria kepada detikJatim, Rabu (27/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hyndra menyebutkan jumlah penderita obesitas mengalami peningkatan dibanding tahun lalu. Yakni sekitar 5 persen. Jumlah penderita obesitas hingga saat ini terbilang cukup banyak dalam satu semester.
Obesitas dapat diketahui dengan lebih mudah. Yaitu dengan cara mengukur lingkar perut, di atas 90 cm untuk laki-laki dan 80 cm untuk perempuan.
Kata Hyndra, usia penderita obesitas bervariasi. Namun, usia produktif yakni 15 tahun hingga 35 tahun paling banyak mendominasi penderita obesitas di Kabupaten Blitar.
"Penyebabnya ada beberapa faktor, termasuk genetik (keturunan) dan juga gaya hidup dari masing-masing individu. Gaya atau pola hidup yang tidak teratur ini yang berpengaruh," jelasnya.
Pola hidup sehat yang jarang dilakukan menjadi salah satu penyebab obesitas paling banyak. Tingginya konsumsi makanan cepat saji (fast food), namun tidak dimbangi dengan olahraga yang cukup.
Selain itu minimnya kesedaran diri untuk mengontrol kondisi kesehatan di Fasyankes. Padahal layanan untuk konsultasi kesehatan termasuk gizi dan penanganan obesitas disediakan secara gratis.
"Jelas tetap kami monitoring, dibantu dengan ahli gizi di setiap Puskesmas maupun rumah sakit. Obesitas itu bisa cegah dengan kesadaran diri, konsisten merubah pola hidup dengan lebih sehat," pungkasnya.
(hil/fat)