Siswa baru SMAN 4 Bangkalan banyak menggunakan seragam lungsuran (seragam bekas) untuk sekolah. Hal itu dikarenakan keterbatasan dana dari wali murid untuk membelikan seragam yang tak terjangkau.
Salah satu siswa baru, Jaelani mengaku dirinya hingga saat ini masih menggunakan seragam milik kakaknya. Sebab, orang tuanya tak membelikan baju baru karena harganya mahal.
"Pakai baju punya kakak. Karena kakak punya dua jadi satu dipakai saya, satunya dipakai kakak," ujar Jaelani, Selasa (25/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
jaelani mengatakan pihak sekolah tidak mewajibkan siswa untuk membeli seragam baru apalagi dari koperasi. Bahkan, teman teman lainnya juga tak sedikit yang menggunakan seragam bekas layak pakai maupun kerudung saat masih SMP.
"Tidak wajib beli. Yang penting pakai seragam," tuturnya.
Senada dengan Jaelani, salah satu siswi baru yakni Echa Putri mengaku masih menggunakan kerudung yang ia pakai sejak SMP. Bahkan, masih terdapat logo SMP tempat ia belajar sebelumnya.
"Iya ini pakai kerudung SMP karena gak ada lagi," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bangkalan, Pinky Hidayati menegaskan tidak ada kewajiban bagi siswa untuk membeli seragam di sekolah. Bahkan, ia mengaku setiap siswa tidak harus beli seragam baru.
Pinky juga menyebut telah melakukan pengarahan pada kepala sekolah di Bangkalan agar memperbolehkan siswa menggunakan seragam bekas layak pakai.
"Kami sudah mengarahkan kepada seluruh kepala sekolah agar siswa diperkenankan pakai seragam layak pakai yang sudah tidak digunakan oleh kakaknya atau dari tetangga maupun lainnya," jelasnya.
Ia juga mewanti-wanti agar sekolah tidak melakukan pemaksaan pembelian seragam pada siswa ataupun wali murid. Ia juga menegaskan, berdasarkan surat edaran yang sudah diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, pihak sekolah dan komite dilarang melakukan pengadaan seragam.
"Yang diperbolehkan itu koperasi namun dengan catatan harga harus sama dengan pasaran bahkan di bawah pasaran. Itu pun tidak boleh memaksa siswa untuk beli. Siswa bisa membeli sesuai kebutuhan bahkan tidak membeli sama sekali juga tidak masalah," imbuhnya
Ia berharap, di Bangkalan tidak terjadi praktik jual beli seragam dengan harga fantastis.
"Insyaallah dengan adanya aturan itu sekolah akan lebih baik. Terbukti di sekolah SMAN 4 Bangkalan ini bahkan gurunya patungan untuk siswa yang betul-betul tidak mampu untuk keperluan sekolahnya," pungkasnya.
(abq/iwd)