Seorang remaja putri di Surabaya yang menjual peyek sambil merangkak viral di media sosial dan aplikasi percakapan. Mayoritas warganet merasa iba dengan kondisinya.
Video berdurasi 38 detik yang diunggah 12 Juli 2023 itu menunjukkan remaja putri itu menggantungkan sejumlah peyek di lehernya sambil menawarkan ke pengguna jalan.
Narasi yang mengantarkan video itu menyebutkan, "sedih banget liat anak itu jualan peyek, nyeret badannya, kakinya sampe lecet berdarah."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video yang viral itu diunggah oleh akun Tiktok @ceritaharuhariini. Dalam narasi itu pemilik akun juga menyebutkan nama si remaja putri dan sakit yang dia derita.
"Gadis itu namanya Sintia, kakinya kena sakit langka, putus sekolah demi obati ayahnya. Sang ayah sakit kelainan otak, sempat koma bahkan dokter bilang nggak ada harapan lagi."
![]() |
Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJatim, nama lengkap remaja putri penjual peyek itu adalah Cyntya Afrianti Amala.
Video itu diambil ketika Cyntya berjualan di sekitar kawasan RSUD dr Soetomo Surabaya. Terlihat di video itu sejumlah lyn warna krem jurusan Karangmenjangan-Joyoboyo sedang mangkal.
Untuk mengetahui keadaannya, detikJatim berupaya menelusuri rumahnya hingga diketahui bahwa Cyntya tinggal di rumah kos yang ada di Jalan Kendangsari Gang 7, Tenggilis, Surabaya.
Jalan menuju rumah kos itu hanya bisa dilewati sepeda motor. Rumah kos tempat Cyntya tinggal bersama keluarganya itu 100 meter masuk ke gang, di kamar kos nomor 4.
Di sana, remaja 17 tahun itu sedang berbincang bersama ibunya, Sumiyati. Sedangkan ayahnya Andi, duduk di kursi roda seperti menderita sakit yang cukup parah.
"Waalaikumsalam, silakan masuk," jawab Cyntya ketika detikJatim tiba di rumahnya, Minggu (23/7/2023). Sumiyati, ibu Cyntya, turut menyambut.
Berjualan peyek demi menambah biaya pengobatan ayahnya. Baca di halaman selanjutnya.
Putri dari pasangan Andi Siswoto (49) dan Sumiyati (46) itu mengaku berjualan peyek sejak masih duduk di bangku SMP. Dia melakukan itu tanpa paksaan orang tuanya.
"Sudah lama, sekitar kelas 8 atau 9 SMP waktu itu sampai sekarang. Kadang buat (peyek) sendiri, kadang beli terus dijual lagi," kata Cyntya kepada detikJatim.
Ia mengaku kerap membuat peyek sendiri di dapur rumahnya ketika ibunya bekerja. Dia lakukan itu demi memperoleh tambahan uang dan membantu pengobatan ayahnya.
Cyntya mengaku lebih banyak di rumah, terutama ketika ibunya bekerja. Dia akan menggantikan peran ibunya untuk merawat ayahnya.
"Kalau (ibu) kerja ya saya yang merawat. Gantian, kadang ya sama mas (kakak laki-laki) saya," ujar anak kedua pasangan Sumiyati dan Andi itu.
Sumiyati, ibu Cyntya mengatakan bahwa putrinya itu sendiri yang berinisiatif membuat peyek dan menjualnya demi menambah biaya untuk memenuhi kebutuhan dan pengobatan ayahnya.
Padahal, kondisi gadis itu sendiri sebenarnya juga memerlukan perhatian. Sejak lahir Cyntia didiagnosis oleh dokter mengalami kelainan tulang belakang atau skoliosis.
Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai buruh benang di salah satu industri rumahan di Nginden Surabaya itu harus bolak-balik memeriksakan suami dan anaknya ke rumah sakit.
Itu terjadi sejak 2019 lalu ketika suaminya didiagnosis mengalami kanker nasofaring. Bersamaan dengan Cyntya, dia periksakan suaminya ke RSU Dr Soetomo Surabaya hingga 2 kali seminggu.
"Seminggu 2 kali, saya anterin ke RSU Dr Soetomo. Kalau Cyntya, kata dokter yang terpenting mengobati tulang punggungnya karena kena skoliosis sejak lahir, sama kakinya juga," ujarnya.