Hitung-hitungan Harga Mahal Seragam SMA Tulungagung yang Picu Kontroversi

Round Up

Hitung-hitungan Harga Mahal Seragam SMA Tulungagung yang Picu Kontroversi

Denza Perdana - detikJatim
Minggu, 23 Jul 2023 07:00 WIB
SMA Negeri 1 Kedungwaru Tulungagung
SMA Negeri 1 Kedungwaru Tulungagung. (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Tulungagung -

Mahalnya harga paket seragam dan atribut di SMA Negeri 1 Kedungwaru, Tulungagung jadi kontroversi. Tapi bila dihitung-hitung, harganya memang lebih mahal dibandingkan tempat lain.

Pertama, bila dibandingkan dengan salah satu SMA Negeri di Sidoarjo, harga kain di SMAN 1 Kedungwaru lebih mahal Rp 250.375 untuk kategori siswi berjilbab.

Harga paket seragam dan atribut di SMA Negeri 1 Kedungwaru, Tulungagung seperti dikeluhkan salah satu wali murid bernama NE, totalnya Rp 2.360.000.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data yang didapatkan detikJatim dari wali murid salah satu SMA Negeri di Sidoarjo, total biaya yang harus dikeluarkan ortu untuk siswi berjilbab di sana hanya Rp Rp 2.109.625.

Sementara itu untuk siswa tidak berjilbab atau putra, biaya seragam dan atribut di SMAN Sidoarjo malah jauh lebih murah. Selisihnya dengan di SMAN 1 Kedungwaru Rp 313.375.

ADVERTISEMENT
Rincian biaya seragam dan atribut SMA di TulungagungRincian biaya seragam dan atribut SMA di Tulungagung. (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)

Total harga paket seragam untuk siswa tidak berjilbab di SMA Sidoarjo Rp 1.886.625, di SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung masih di harga Rp 2.200.000.

Lebih khusus per item kain seragam abu-abu putih, ada selisih harga antara yang dijual di koperasi SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung dengan salah satu SMAN di Sidoarjo.

Di SMAN 1 Kedungwaru, 1 setel kain seragam abu-abu putih harganya Rp 359.400. Sedangkan di salah satu SMAN Sidoarjo harganya Rp 317.225 atau selisih Rp 42.175.

Bagaimana bila dibandingkan dengan harga kain di pasaran? Salah satu penjahit di wilayah Tulungagung bernama Wida menyebut fakta bahwa selisih harganya semakin timpang.

Struk pembelian paket seragam sekolah di salah satu SMA Sidoarjo.Struk pembelian paket seragam sekolah di salah satu SMA Sidoarjo. (Foto: Istimewa)

Wida mengakui bahwa kain seragam sekolah memiliki jenis yang beragam dengan harga yang juga bervariasi. Tapi menurutnya harga di pasaran relatif lebih terjangkau.

"Biasanya kalau atasan itu Oxford atau Toyobo kalau bawahan pakai drill. Untuk harga per 1,5 meternya Oxford sekitar Rp 45-50 ribu, Toyobo biasa Rp 30 ribu per 1,5 meter, kalau drill sekitar Rp 60 ribu per 1,5 meter," katanya, Sabtu (22/7/2023).

Jauh lebih murah di pasaran. Baca di halaman selanjutnya.

Dengan harga pasaran itu, Wida mengatakan bahwa kebutuhan untuk sepasang kain seragam sekolah dana yang dibutuhkan rata-rata di kisaran Rp 100 ribu-Rp 150 ribu.

Dia pun membandingkan dengan harga kain seragam yang dipatok SMAN 1 Kedungwaru, yang mana untuk satu setel harganya mencapai Rp 359 ribu.

"Kalau melihat daftar harga kain di sekolah itu ya jauh, lebih murah di pasaran. Harga itu belum termasuk upah menjahit, satu pasang sekitar Rp 180 ribu," ujarnya.

Sebelumnya, Humas SMAN 1 Kedungwaru Agung Cahyadi menyatakan bahwa harga itu sangat relatif. Dia bilang orang tua siswa bisa memilih alternatif lain di luar sekolah.

"Kalau harga kami rasa relatif ya. Artinya anak-anak ada alternatif lain, jika dirasa mahal maka bisa cari di tempat lain yang lebih murah," katanya, Jumat (21/7/2023).

Humas SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung Agung Cahyadi buka suara soal paket seragam sekolah.Humas SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung Agung Cahyadi buka suara soal paket seragam sekolah. (Foto: Dok. Adhar Muttaqin/detikJatim)

Dia juga menekankan bahwa pihak SMAN 1 Kedungwaru tidak mewajibkan siswa baru untuk membeli seragam di koperasi. Dia izinkan siswa beli perlengkapan di luar sekolah.

"Jadi anak-anak bisa memilih. Hanya beli satu jenis bisa, atau tidak membeli di sekolah juga boleh. Bahkan kalau misalkan punya seragam dari kakaknya, boleh juga," ujarnya.

Namun, NE sebagai orang tua salah satu siswa di sana tidak hanya mengeluhkan harga paket seragam dan atribut sekolah yang mahal, tapi juga adanya kesan paksaan dari guru.

"Anak saya dibilangi sama gurunya, kalau beli di luar nanti warnanya beda. Jadi anak-anak takut, apalagi siswa baru. Akhirnya saya upayakan untuk melunasi. Ya namanya demi anak," katanya.

Pembaca detikJatim yang mengalami atau ingin membagikan informasi terkait permasalahan seputar seragam, atribut, hingga pungutan liar (pungli) di sekolah-sekolah yang ada di Jawa Timur bisa mengirim ke alamat email redaksi@detiksurabaya.com dan redaksi@detikjatim.com atau kirim DM di Instagram @detik_jatim.

Halaman 2 dari 2
(dpe/dte)


Hide Ads