Mahalnya Paket Seragam-Atribut SMA di Tulungagung, Jilbab Aja Rp 160 Ribu!

Mahalnya Paket Seragam-Atribut SMA di Tulungagung, Jilbab Aja Rp 160 Ribu!

Denza Perdana - detikJatim
Sabtu, 22 Jul 2023 10:53 WIB
Rincian biaya seragam dan atribut SMA di Tulungagung
Struk pembelian paket seragam dan atribut SMAN 1 Kedungwaru, Tulungagung yang dikeluhkan mahal oleh wali murid. (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Surabaya -

Wali murid di SMA Negeri 1 Kedungwaru, Tulungagung mengeluhkan harga paket seragam dan atribut sekolah yang mahal. Dalam struk rincian pembelian, terlihat sejumlah item yang dibeli termasuk jilbab dari sekolah dengan harga Rp 160 ribu.

"Kalau melihat harganya saya rasa cukup mahal, itu belinya di (koperasi) sekolah," kata NE, seorang wali murid yang mengeluhkan mahalnya harga paket seragam dan atribut sekolah di SMAN 1 Kedungwaru, Kamis (20/7/2023).

NE sempat menunjukkan struk pembelian paket tersebut. Dia harus melunasi Rp 2.360.000 untuk 10 item paket seragam dan atribut dari sekolah. Terlihat dalam struk itu apa saja yang didapatkan oleh siswa dengan harga yang harus dilunasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jilbab itu berada di urutan terakhir item yang ditulis di dalam struk pembelian paket seragam dan atribut di koperasi sekolah. Harga jilbab itu Rp 160 ribu tanpa disebutkan bahan kainnya apa dan berapa lembar jilbab yang didapatkan. NE pun tidak menjelaskan mengenai itu.

Berdasarkan pantauan detikJatim di Google Shopping, harga jilbab sekolah instan di sejumlah marketplace memang beragam. Rentang harga terendah hingga yang paling mahal yakni antara Rp 11.400 hingga Rp 155.000.

ADVERTISEMENT

Sejumlah jilbab dengan harga di atas Rp 50 ribu disebutkan dalam deskripsi produk dilabeli berbahan kualitas terbaik. Beberapa di antaranya diketahui merupakan jilbab dengan merek tertentu yang sudah cukup familier.

NE yang merupakan wali murid siswa baru kelas X di SMAN 1 Kedungwaru mengeluhkan bahwa seragam yang dia dapatkan itu masih berupa kain yang perlu dijahit supaya menjadi seragam. Yakni kain abu-abu putih, pramuka, batik, dan seragam khas sekolah.

"Untuk seragam itu masih dalam bentuk kain lho, kalau yang sudah jadi cuma seragam olahraga. Jadi kami harus ada biaya tambahan lagi untuk menjahitkan," ujar NE.

Selain itu, NE juga mengeluhkan pembelian paket seragam dan atribut sekolah itu yang terkesan diwajibkan. Bahasanya, guru mewanti-wanti murid soal warna seragam yang berbeda.

"Anak saya dibilangi sama gurunya, kalau beli di luar nanti warnanya beda. Jadi anak-anak takut, apalagi siswa baru," ujarnya.

Meski NE merasa harga paket seragam dan atribut itu memberatkan, dia tetap merogoh kantung dalam-dalam agar anaknya tidak sampai merasa minder di sekolah.

"Kemarin itu akhirnya saya upayakan untuk melunasi, ya namanya demi anak. Tapi kalau bisa mbok jangan mahal-mahal," imbuhnya.

Sesuai struk pembelian paket seragam yang dia terima, biaya Rp 2,3 juta yang dia keluarkan itu untuk sejumlah jenis barang berikut ini.

- 1 stel kain seragam abu-abu putih Rp 359.400
- 1 stel kain seragam pramuka Rp 315.850
- 1 stel kain seragam batik Rp 383.200
- 1 stel kain seragam khas Rp 440.550
- 1 item jas almamater Rp 185.000
- 1 kaus olahraga Rp 130.000
- 1 ikat pinggang Rp 36.000
- 1 tas sekolah Rp 210.000
- 1 atribut sekolah Rp 140.000
- 1 jilbab Rp 160.000.

Mengenai keluhan NE tentang harga paket seragam dan atribut yang mahal, Humas SMAN 1 Kedungwaru Agung Cahyadi menyatakan bahwa harga itu sangat relatif. Menurutnya, siswa bisa memilih alternatif lain dengan cara membeli di luar sekolah.

"Kalau harga kami rasa relatif ya, artinya anak-anak ada alternatif lain, jika dirasa mahal maka bisa cari di tempat lain yang lebih murah," katanya ketika memberikan klarifikasi.

Namun, Agung mengingatkan sekolah punya aturan terkait penggunaan seragam sekolah, sehingga para siswa harus menyesuaikan seragam yang dipakai dengan aturan itu.

"Contohnya Senin pakai abu-abu putih, hari lain pakai pramuka dan lain-lain. Nah aturan itu harus dipatuhi, tapi kalau beli seragamnya di mana terserah, monggo, kami membebaskan," kata Agung.

Dia juga menyebutkan bahwa pihak SMAN 1 Kedungwaru tidak mewajibkan siswa baru untuk membeli seragam di koperasi. Siswa bebas membeli perlengkapan di luar sekolah.

"Pertama (pembelian seragam di sekolah) itu tidak wajib. Jadi kalau anak-anak mau membeli di luar ya dipersilakan, enggak apa-apa," katanya, Jumat (21/7/2023).

Menurutnya, pihak sekolah melalui koperasi sekolah hanya sebatas memfasilitasi siswa baru agar lebih mudah mendapat paket seragam yang digunakan di SMAN 1 Kedungwaru.

"Jadi anak-anak bisa memilih, mungkin hanya beli satu jenis bisa, atau tidak membeli di sekolah juga boleh. Bahkan kalau misalkan punya seragam dari kakaknya, boleh juga," ujarnya.

Pembaca detikJatim yang mengalami atau ingin membagikan informasi terkait permasalahan seputar seragam, atribut, hingga pungutan liar (pungli) di sekolah-sekolah yang ada di Jawa Timur bisa mengirim ke alamat email redaksi@detiksurabaya.com dan redaksi@detikjatim.com atau kirim DM di Instagram @detik_jatim.




(dpe/fat)


Hide Ads