Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Surabaya menyebut 90% SMP swasta di Surabaya belum memenuhi pagu. Wali Kota Eri Cahyadi meminta masing-masing sekolah untuk introspeksi diri.
"Sekarang ada yang menyampaikan sekolah kekurangan murid itu instrospkesi sendiri, kita sama-sama instrospeksi. Apakah kualitasnya. Murid iku saiki ngene loh, kenapa murid ga mau daftar di sana. Yo berarti kan harus dingerteni. Jangan dipaksa untuk masuk sekolah yang muridnya tidak mau," kata Eri saat ditemui di Jalan Jimerto, Jumat (21/7/2023).
Eri mengatakan berdasarkan evaluasi sejak 5 tahun yang lalu sudah ada sekolah yang mau tutup, namun dipertahankan. Menurutnya, kini siswa sendiri juga cenderung memilih sekolah yang memiliki karakter. Sehingga, cara pendidikan juga perlu diubah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menyadari jika banyak SMP swasta yang kekurangan murid. Eri pun meminta untuk merger dengan sekolah lain. Seperti SMP Tenggilis Jaya Surabaya yang hanya memiliki 1 siswa pada tahun ajaran 2023/2024.
"Sebenernya dari dulu SMP swasta banyak yang kurang, cuman kita berikan kesempatan. Tapi saya pastikan kalau memang tidak ada muridnya di sana yo ojok tetep buka, yo mergero (ya jangan tetap buka, ya merger saja)," ujarnya.
Sebelumnya, Koordinator MKKS SMP Swasta Surabaya, Erwin Darmogo menyebut, hanya 10% SMP swasta yang memenuhi pagu. Artinya masih banyak sekolah swasta yang kekurangan siswa.
Dari 262 SMP swasta di Surabaya, hanya SMP dengan nama besar yang muridnya terpenuhi. Seperti SMP Santa Maria, Petra, hingga Al-Hikmah.
"10% sudah terpenuhi muridnya. 90% belum terpenuhi pagunya. Pendaftaran masih dibuka, saya dapat info kayaknya masih banyak yang belum daftar SMP," pungkasnya.
(esw/iwd)