Emil Dardak Minta Kader Demokrat Resapi Pidato AHY: Minimal Putar 14 Kali!

Emil Dardak Minta Kader Demokrat Resapi Pidato AHY: Minimal Putar 14 Kali!

Faiq Azmi - detikJatim
Minggu, 16 Jul 2023 04:00 WIB
Ketua Demokrat Jatim Emil Elestianto Dardak
Ketua Demokrat Jatim Emil Elestianto Dardak (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur Emil Elistianto Dardak menginstruksikan seluruh kader dan pengurus Partai Demokrat se-Jatim untuk meresapi nilai-nilai pidato politik Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Jumat (14/7/2023) malam. Dia minta rekaman pidato itu diputar berulang-ulang.

"Pidato Ketum AHY harus diputar berulang-ulang untuk dimengerti makna dan nilainya. Kita semua harus paham. Minimal diputar 14 kali," kata Emil dalam keterangannya, Sabtu (15/7/2023).

Dalam pidato politik itu Emil menyebutkan bahwa hal utama yang disampaikan AHY bahwa dalam berpolitik tidak melulu soal menang atau kalah. Dia meminta seluruh kader dan pengurus memahami itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi bukan menang dan kalah dalam pemilihan legislatif, dan bukan soal berapa kursi yang harus didapat. Tapi juga sampaikan kepada masyarakat bahwa Partai Demokrat punya solusi atas semua permasalahan rakyat. Kita semua punya solusi, sampaikan solusi itu kepada masyarakat," ujarnya.

Pria yang hingga saat ini menjabat sebagai Wagub Jatim mendampingi Khofifah Indar Parawansa itu meminta apa yang disampaikan AHY dikaji matang-matang dan disampaikan dengan segala kerendahan hati.

ADVERTISEMENT

"Tanpa merendahkan dan menihilkan pencapaian selama ini. Yang pasti Partai Demokrat paham yang akan dilakukan," katanya.

Dalam pidato politiknya, AHY menyampaikan ada 3 hal yang melandasi pemikiran Demokrat dalam melakukan agenda perubahan. Pertama, studi dan pengamatan atas apa yang dilakukan negara dan pemerintah selama 9 tahun terakhir. Kedua, masalah serius yang dirasakan rakyat. Kemudian, keinginan dan harapan rakyat, yang dijumpai di Tanah Air.

Meskipun ada capaian, AHY melanjutkan, harus diakui secara jujur bahwa selama 9 tahun terakhir ini telah terjadi sejumlah kemandekan dan bahkan apa yang dia sebut sebagai kemunduran serius.

"Pertumbuhan ekonomi menurun. Jauh di bawah yang dijanjikan tujuh persen hingga delapan persen. Pertumbuhan ekonomi stagnan di angka lima persen. Bahkan, sempat anjlok ketika Pandemi COVID-19," kata AHY.

"Akibatnya, penghasilan dunia usaha dan kesejahteraan rakyat terpukul. Daya beli golongan menengah ke bawah juga menurun. Kemiskinan dan pengangguran meningkat. Sementara itu, ketika ekonomi tumbuh rendah, yang meroket justru utang kita, baik utang pemerintah maupun BUMN," tegas AHY.

Dia menyinggung pihak yang berdalih bahwa lambatnya pertumbuhan ekonomi karena Pandemi COVID-19. Argumentasi seperti itu, dinilai oleh AHY hanya separuh benar. Faktanya, sebelum Pandemi datang, dia mengklaim bahwa ekonomi Indonesia sudah mengalami permasalahan.

"Sehingga, mesti ada sebab dan faktor yang lain di luar pandemi. Demokrat berpendapat, faktor lain itu menyangkut kebijakan dan langkah pemerintah dalam mengelola ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Juga, dalam menentukan prioritas pembangunan dan upaya mengatasi krisis," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa fakta ketika ketika ekonomi menurun; kekuatan fiskal melemah; utang tinggi; tapi pemerintah justru membangun infrastruktur secara besar-besaran itu menurutnya hal yang sulit dimengerti.

"Apalagi, sebagian proyek dan megaproyek itu tidak berdampak langsung pada kehidupan dan kesejahteraan rakyat yang tengah mengalami tekanan. Padahal seharusnya, proyek itu masih bisa ditunda pelaksanaannya," kata AHY.

AHY menegaskan bahwa Partai Demokrat berpendapat pemerintah saat ini tidak sensitif. Pemerintah juga kurang berpihak kepada seratus juta lebih rakyat Indonesia yang sedang mengalami kesulitan hidup serius.

"Menurut kami sikap, kebijakan, dan tindakan pemerintah seperti inilah yang perlu diubah dan diperbaiki. Ketika terjadi krisis dan tekanan ekonomi yang dampaknya sangat dirasakan masyarakat, prioritas dan alokasi anggaran negara seharusnya diarahkan untuk meringankan penderitaan rakyat. Utamanya para petani, nelayan, kaum buruh, dan golongan lemah lainnya," seru AHY.




(dpe/iwd)


Hide Ads