Kasus permasalahan sendi di Indonesia masih tinggi. Di RSU dr Soetomo sendiri per hari ada 50-100 pasien setiap harinya dengan masalah sendi dan tulang.
Dokter spesialis bedah ortopedi RSU dr Soetomo, dr Tri Wahyu Martanto SpOT(K) mengatakan pola pasien ada dua kelompok. Yakni trauma seperti kecelakaan selalu di IGD dengan pasien 2-5 per hari dan non trauma langsung ke poliklinik.
Jumlah pasien yang datang dengan keluhan tulang atau sendiri ke poliklinik bisa sampai 100 orang per hari. Lalu, pasien yang melakukan tindakan operasi, per hari bisa puluhan orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di poliklinik ada pasien yang penuaan, kelainan bawaan, tumor, infeksi. Di negara kita TBC masih paling banyak, di orthopedi TBC tulang belakang masih tinggi masuk poliklinik. Rata-rata 20 pasien sehari operasi. Yang datang ke tempat kita bukan makin sedikit, tapi makin banyak. Ke poliklinik 50-an sehari, ada lebih dari 100," kata dr Tri saat ditemui detikJatim di FK Unair, Jumat (14/7/2023).
Melihat kasus ini, FK Unair ingin memperkaya ilmu dan saling mengadopsi cara penanganan bidang orthopedi dengan menggandeng Leiden University Medical Center (LUMC) Belanda. Yakni dengan Kepala Departemen LUMC Prof Rob GHH Nelissen MD PhD dalam Adjunt Profesor.
Dr Tri mengatakan Prof Nelissen merupakan ahli dalam bidang Arthroplasty atau pergantian sendi. Di Eropa sendiri, alat untuk menunjang pengobatan paling canggih.
"Jadi Prof Nelissen ini bukan hanya ahli bedah orthopedi tapi juga seorang peneliti. Sudah banyak karya beliau mengenai pengobatan tulang dan sendi. Unair dan Leiden bekerjasama untuk mengembangkan pelayanan di bidang orthopedi," jelasnya.
Operasi pergantian sendi berfokus mengembalikan fungsi sendi di tubuh. Di Indonesia atau Jatim banyak keluhan pada lansia.
Sementara itu Prof Nelissen mengatakan kedatangannya ke Surabaya untuk bertukar pengalaman dengan para dokter otrhopedi FK Unair. Menurutnya, ada kasus-kasus yang di Indonesia banyak dan terbalik dengan Belanda yang sedikit.
"Kami saling sharing, seperti misalnya kasus-kasus tulang dan sendi karena kecelakaan di sini banyak tapi di sana sedikit. Jadi kami saling bertukar ilmu," kata Prof Nelissen.
Ia menjelaskan tentang pengembangan alat-alat medis di Eropa, prosedur peminjaman, dan lainnya. Sehingga pasien akan merasa aman dalam melakukan perawatan.
Nantinya, Unair dan Leiden akan melakukan pertukaran mahasiswa PPDS. Program yang bisa diikuti yakni tiga bulan hingga enam bulan.
"Jadi nanti akan ada research bersama-bersama mengenai orthopedi menyeluruh, tukar menukar staf pengajar dan pendidikan dokter spesialis. Pengembangan research, program dalam negeri tapi brsama-sama dengan Leiden," pungkasnya.
(esw/iwd)