Hasil uji laboratorium sampel makanan yang diolah dari daging kurban diduga menyebabkan 71 orang keracunan massal belum keluar. Hasil laboratorium itu diperkirakan keluar 2 hingga 3 hari lagi.
Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina yang menyatakan bahwa hasil lab itu belum keluar. Dia juga masih menunggu 2 tahap uji lab di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.
"Belum ada, nanti kalau turun segera saya infokan. Masih kami konfirmasi ke BBLK. Kami tunggu Insyaallah 2-3 hari ini. Kan harus ada pemeriksaan kimia dan mikrobiologi. Ada dua tahapan," kata Nanik ditemui detikJatim di Gedung DPRD Surabaya, Senin (3/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan ada 3 olahan menu makanan olahan daging kurban yang sedang diuji lab. Yakni satai, gulai, dan krengsengan. Dia pun belum bisa menyimpulkan apapun.
Nanik juga menjelaskan bahwa sampel yang akan diuji lab tidak hanya dari makanan hasil olahan daging kurban, tetapi juga sampel dari korban yang telah diambil oleh petugas medis di lapangan.
"(Indikasi penyebabnya) tunggu hasil lab. Sampel yang diambil tidak hanya makanan, tapi juga muntahan dahak (korban)," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Puskesmas Tanah Kalikedinding dr Era Kartikawati memastikan daging kurban yang diduga menyebabkan keracunan massal telah diambil sampel untuk diuji laboratorium. Sampel yang diuji di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya juga berasal dari korban.
"Diduga memang dari makanan pada saat acara, karena semua yang makan keracunan. Untuk kepastiannya belum, tapi sudah mengambil sampel gule, krengsengan, dan satai. Sudah dikirim ke BBLK hari ini. Masalah hasilnya kami belum tahu," kata dr Eka.
Keracunan massal itu terjadi diduga usai warga menyantap olahan daging kurban pada Kamis (29/6) malam kemudian mereka mengalami gejala pada Jumat (30/6) pagi. Sejumlah warga bahkan sempat dirawat di Puskesmas hingga di rumah sakit terdekat.
"Dari kasus itu ada 71 warga kena. Kemudian yang dirawat di puskesmas 14, 12 kita rujuk ke RS. Ada ke RSUD dr Soewandhie 4, RS Unair 3, Puskesmas Bulak Banteng ada 3, Sidotopo Wetan ada 1," ujarnya.
(dpe/dte)