Sebanyak 71 orang warga Jalan Kalilom Lor Indah Gang Seruni 2, Tanah Kali Kedinding, Surabaya keracunan massal usai memakan olahan daging kurban. Pihak Puskesmas Tanah Kali Kedinding telah mengambil sampel makanan olahan daging kurban itu dan mengirimnya untuk diuji laboratorium.
Kepala Puskesmas Tanah Kalikedinding dr Era Kartikawati memastikan bahwa daging kurban yang diduga menyebabkan keracunan massal itu telah diambil sampelnya untuk diuji laboratorium. Pasien yang dirawat juga diambil sampel untuk dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.
"Diduga memang dari makanan pada saat acara, karena semua yang makan keracunan. Untuk kepastiannya belum, tapi sudah mengambil sampel gule, krengsengan, dan satai. Sudah dikirim ke BBLK hari ini. Masalah hasilnya kami belum tahu," ujar dr Eka kepada detikJatim, Sabtu (1/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter Eka tidak bisa memastikan kapan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap olahan daging kurban itu akan keluar. Karenanya sampai saat ini dia belum bisa memastikan apa penyebab keracunan massal itu.
"Saya kirim sampelnya lewat dinas kesehatan. Saya belum tahu kapan hasilnya akan keluar. Data (korban keracunan) juga sudah kami laporkan ke wali kota, biar tidak salah data," katanya.
Sebelumnya, dipastikan ada sebanyak 71 orang keracunan akibat olahan daging kurban. Data terbaru yang disampaikan dr Eka itu meralat data sebelumnya yang sebelumnya disebutkan Camat Kenjeran Yuri Widarko sebanyak 18 korban saja yang keracunan.
Diduga, keracunan massal ini terjadi usai warga menyantap olahan daging kurban pada Kamis (29/6) malam kemudian mereka mengalami gejala pada Jumat (30/6) pagi. Sejumlah warga bahkan sempat dirawat di Puskesmas hingga di rumah sakit terdekat.
"Dari kasus itu ada 71 warga kena. Kemudian yang dirawat di puskesmas 14, 12 kita rujuk ke RS. Ada ke RSUD dr Soewandhie 4, RS Unair 3, Puskesmas Bulak Banteng ada 3, Sidotopo Wetan ada 1. Jumlahnya yang rawat inap ada 26," kata dr Eka.
Dari 71 warga yang keracunan, tidak semuanya dirawat inap. Ada yang menunjukkan gejala tetapi tidak berat sehingga bisa menjalani rawat jalan di rumah masing-masing.
"Kalau total warga yang saat ini di rumah sedang pantauan kami, yang ada gejala tapi tidak berat, sekitar 45 orang. Itu total dari 71 korban. Ada yang berobat jalan tapi posisi di rumah, kami obati saat kami turun kemarin sore," katanya.
Dokter Eka menjelaskan bahwa gejala umum keracunan massal yang dirasakan warga mulai dari mual, muntah, diare, hingga demam sehingga sejumlah warga langsung dilarikan ke RS, sejumlah dokter praktik swasta, atau periksa mandiri.
"Puskesmas dapat kabar sekitar pukul 16.00 WIB, kita langsung turun dan mengobati dari rumah ke rumah kemarin sore. Yang kita temukan harus dirujuk langsung kita rujuk. Kami stand by di Puskesmas. Sampai ini tadi masih ada yang masuk," katanya.
(dpe/iwd)