Keracunan massal usai menyantap olahan daging kurban terjadi di Surabaya. Sebanyak 71 orang warga Jalan Kalilom Lor Indah, Gang Seruni 2, Tanah Kali Kedinding, Surabaya keracunan. Sebanyak 26 di antaranya dirawat inap di RS dan Puskesmas, 45 lainnya rawat jalan di rumah.
Salah satu pasien yang dirawat di Puskesmas Kali Kedinding Ali Purnomo (60) mengatakan bahwa dirinya dirawat inap di Puskesmas itu sejak Jumat (30/6) sore. Dia mengalami sejumlah gejala hingga akhirnya dibawa ke Puskesmas dan dirawat inap.
"Gejala awal mual-mual, ada pusing sedikit, panas 39 derajat. Dari Jumat sore itu kerasanya. Orang 62 lebih jumat sore masuk. Saya masuk Puskesmas kemarin sore," kata Ali saat ditemui detikJatim, Sabtu (1/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali mengatakan sebelum keracunan dia memang mengikuti acara tahunan warga yang biasa digelar saat Idul Adha. Yakni acara makan bareng olahan daging kurban yang disembelih.
"Habis potong sapi, sebagian diolah dimakan warga, habis makan jam 03.00 WIB malam ada yang kumat, ada yang pagi (Jumat 30 Juni), siang, sore kumat. Saya ke dokter untuk cek semua warga. Malam ikut cek, kok nggak enak. Suhu badan tinggi 39 derajat akhirnya opname," ceritanya.
Ali sendiri tidak tahu apakah penyebab utama keracunan itu dari dagingnya atau bumbu untuk memasak olahan daging itu. Bahkan, warga yang dipercaya untuk memasak pun mengalami gejala keracunan yang sama.
"Nggak tahu dari dagingnya atau dari bumbunya. Ada salah satu yang dipercaya warga situ untuk memasak, yang masak anak sama suaminya juga ikut sakit. Ada yang 1 keluarga juga," katanya.
Warga lainnya, Punjung Sari (25) juga mengalami gejala mual, muntah, panas tinggi, dan diare terus-menerus pada Jumat (30/6) malam. Dia menceritakan bahwa setelah dirinya makan daging kurban bersama-sama tidak langsung bereaksi. Dia merasakan gejala itu Jumat pagi.
"Ada satai, gule, juga krengsengan. Cuma dikit-dikit. Nggak berani menyimpulkan dari mana. Bisa dagingnya, bisa bumbunya. Ada yang makan bumbunya aja kena juga. Saya dua kali periksa, di sini didiagnosa keracunan. Dokter lain dehidrasi. Ibu saya makan tapi nggak kena," kat Punjung.
Dia menyebutkan ada seekor sapi yang disembelih di masjid dekat rumahnya. Da mengingat bahwa acara tahunan itu sebelumnya baik-baik saja dengan juru masak orang yang sama.
Teguh Margandi (47) warga lainnya yang juga mengalami gejala panas, mual, dan diare menyebutkan bahwa istrinya yang hanya makan rawon dan krengsengan tidak mengalami gejala. Dia pun curiga pada satai yang dihidangkan. Karena anaknya yang makan sate juga keracunan.
"Satai yang banyak bikin keracunan. Anak saya bumbu sate juga sekarang dirujuk. Sekarang saya sudah baikan. Pokok nggak muntah dan diare lagi, cuma meriang. Kata dokter nunggu hasil lab darah, tadi pagi diambil semua," katanya.
(dpe/iwd)