Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa keracunan massal yang dialami warga bisa disebabkan karena banyak hal. Salah satunya bisa karena kebersihan saat mengolah makanan.
"Kalau keracunan, mungkin masakannya yang kurang bersih, dilihat. Insyaallah mungkin ada yang tidak tahan makanannya atau apa," kata Eri saat ditemui detikJatim di Balai Kota Surabaya, Sabtu (1/7/2023).
Mengetahui adanya warga yang keracunan massal, Eri meminta jajarannya untuk turun melakukan pengecekan. Termasuk dengan segera menangani dan mengantisipasi keracunan bagi warga lainnya.
"Kemarin sudah ada dari teman-teman kelurahan dan kecamatan melaporkan. Dicek saja dulu. Saya bilang cek dulu, apa karena masakannya atau karena yang makan tidak kuat?" Jelasnya.
Dia juga mengimbau warga lainnya agar menjaga kebersihan. Terlebih pada momen Idul Adha ini cukup banyak yang mengolah daging kurban menjadi aneka menu hidangan.
"Daging kurban itu, sudah sejak awal sebelum kurban disembelih sudah disampaikan bagaimana membersihkannya, mencuci, masaknya juga disampaikan teman-teman. Kebersihan harus dijaga, karena bagaimanapun itu memberikan jangan sampai kegiatan yang baik ada mudaratnya," katanya.
Sebelumnya, keracunan massal ini bermula pada kegiatan rutin Idul Adha di kampung itu. Warga setempat menggelar tasyakuran pada Kamis (29/6/2023) malam dengan makan bersama olahan daging kurban. Sejumlah menu disajikan seperti krengsengan, gule, dan satai.
Kemudian, 18 orang warga yang turut memakan sajian tersebut merasakan gejala pada Jumat (30/6) pagi. Gejala yang dirasakan seperti mual, muntah, hingga demam. Mereka pun segera dilarikan ke Puskesmas hingga ke 3 RS di Surabaya.
Camat Kenjeran, Surabaya, Yuri Widarko membenarkan bahwa 18 orang warganya mengalami keracunan massal. Dia menyebutkan saat ini ada yang sudah membaik dan bisa rawat jalan.
"Itu yang di Puskesmas 10 orang, mitra keluarga 1 orang, RS Unair 3 orang, RS Dr Soewandhie 4 orang. Yang 5 sudah pulang semalam. Insyaallah hari ini obserasi saja di Puskesmas," kata Yuri.
(dpe/sun)