Bus Listrik Trans Semanggi Suroboyo yang diluncurkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya hanya beroperasi dua pekan saja. Kini, bus tersebut mangkrak di garasi DAMRI Surabaya.
Peluncuran bus ini untuk mendukung angkutan Buy The Service (BTS) di Kota Pahlawan dan digadang-gadang menjadi pionir di tanah air. Namun ironisnya, bus ini berhenti beroperasi karena alasan klasik, yakni tak ada anggaran operasional.
Hingga kini, tak diketahui pasti kapan bus bakal beroperasi lagi. detikJatim pun menyambangi garasi Bus DAMRI di Jalan Jagir Wonokromo, Surabaya. Di sana terdapat 7 bus listrik. Seluruh bus mangkrak di parkiran DAMRI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bus listrik buatan PT INKA Madiun dengan Karoseri Piala Mas dan dibantu Program Kedaireka 4 perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia itu tak beroperasi. Bus yang dapat menampung hingga 25 penumpang memiliki kapasitas baterai 138 kWh dengan waktu pengisian daya 1 hingga 3 jam itu pun cuma jadi pajangan.
Bus-bus tersebut terlibat berdebu, usang, hingga stiker yang menempel di kaca dan tubuh bus mengelupas karena terpapar panas dan hujan. Meskipun begitu, bodi bus secara umum masih utuh.
Namun sayang, ketika detikJatim berada di lokasi, petugas keamanan dan para montir yang membenahi bus DAMRI lainnya enggan berkomentar.
"Wah, langsung ke Pak Yulianto (GM DAMRI Surabaya) saja, Pak," ujar salah satu montir bus saat ditemui di lokasi, Senin (27/6/2023).
![]() |
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno ikut mengomentari mangkraknya bus listrik ini. Ia mengatakan, bus listrik tersebut tak hanya berhenti beroperasi, tapi juga kian tak terawat. Djoko menyebut, pemerintah terkesan lepas tangan.
"Nggak ada yang ngurusin, busnya mangkrak. Masak program Pak Jokowi mangkrak, malah buat subsidi beli motor, nilainya Rp 5 triliun lebih, kan eman-eman," kata Djoko saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (26/6/2023).
Djoko menyayangkan pemerintah yang tak memesan dan memproduksi baterai bus tersebut dari PT INKA. Mereka justru memesannya dari China.
"Mestinya kan itu PT INKA produksi, masak nggak bangga produksi dalam negeri, malah mendatangkan dari China," ujarnya.
"Mau mahal dan murah, kenyataannya duitnya ada tapi tidak digunakan untuk angkutan umum. Malah untuk ngasih subsidi motor dan mobil pribadi kan," imbuh dia.
Djoko menilai, program dari Presiden Jokowi dinilai tak berjalan dengan semestinya. Bahkan, ia menganggap Jokowi telah dibohongi.
"Mereka membohongi presiden, padahal program angkutan itu kan programnya presiden. Makanya kita ingatin, mangkrak kan," papar dia.
Pria yang juga menjabat sebagai Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu menyoroti piranti-piranti yang usang dan berpotensi rusak. Salah satu komponen yang dinilai rusak adalah baterai.
![]() |
"Apalagi baterainya lama tidak digunakan, ya rusak nanti, makanya kita suarakan. Busnya sekarang nggak bisa apa-apa, karena selama nggak ada anggaran ya bagaimana," tuturnya.
Justru, sambung Djoko, hal itu bukan tanpa sebab. Ia menilai, adanya potongan anggaran dari DPR RI jadi salah satu faktor mangkraknya bus listrik di Surabaya.
"Karena yang memotong anggaran DPR komisi V dan akan kita kampanyekan lagi, itu pernah saya lakukan di Jateng. Jadi, komisi V melakukan seperti itu," tutupnya.
(hil/dte)