Damri Blak-blakan-Minta Maaf Bus Listrik Berhenti Beroperasi di Surabaya

Damri Blak-blakan-Minta Maaf Bus Listrik Berhenti Beroperasi di Surabaya

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 09 Jan 2023 17:50 WIB
General Manager Damri Surabaya Yulianto saat blak-blakan soal berhentinya bus listrik Surabaya
General Manager Damri Surabaya Yulianto saat blak-blakan soal berhentinya bus listrik Surabaya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Bus listrik Trans Semanggi hibah kegiatan G20 di Bali berhenti beroperasi di Surabaya sejak 1 Januari. Penyebabnya karena kontrak operator dengan Kemenhub habis pada 31 Desember 2022. Mengenai terhentinya operasi bus listrik itu Damri selaku operator bus meminta maaf kepada masyarakat.

"Kami tentunya sebagai operator menyampaikan permohonan maaf ke masyarakat atas ketidaknyamanan ini. Layanan ini terhenti sementara karena sedang evaluasi agar bisa kembali dilakukan operasional," jelas GM Damri Surabaya Yulianto ditemui detikJatim di ruang kerjanya, Senin (9/1/2023).

Yulianto berharap masyarakat bisa mengerti dengan situasi saat ini. Dia juga berharap proses penyelesaian kontrak baru itu bisa segera tuntas sehingga bus listrik bisa segera beroperasi kembali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Daripada tetap beroperasi namun fakta di lapangan tidak memberikan kenyamanan ke pelanggan. Kami berharap besar ini bisa segera dioperasikan kembali," tambahnya.

Yulianto mengatakan bahwa penghentian operasional bus listrik ini sebenarnya tidak sesuai dengan rencana awal pemerintah. Bus listrik seharusnya tetap beroperasi pada 2023 in. Namun, pada akhir 2022 lalu ada sejumlah hal yang perlu dilakukan evaluasi.

ADVERTISEMENT

"Target maksimal evaluasi harusnya akhir bulan ini selambat-lambatnya harus selesai. Nggak bisa kalau terlalu lama nggak beroperasi. Kuncinya di Kemenhub," ujarnya.

Ia menjelaskan ada alasan lain mengapa operasional bus listrik karya anak bangsa itu dihentikan sementara. Yakni perlunya dilakukan evaluasi operasional uji coba 2022. Evaluasi itu terkait kondisi dan teknologi pada kendaraan listrik itu sendiri. Namun alasan utamanya karena habisnya kontrak Kemenhub.

"Lainnya kami siapkan kelengkapan fasilitasnya, karena harapan kami dengan berhentinya ini ketika beroperasi bisa lebih siap untuk masyarakat. Saat ini sedang proses kontrak dengan Kemenhub. Alasan berhenti karena dalam proses kontrak dengan Kemenhub," jelasnya.

Yulianto mengatakan bahwa saat ini 3 di antara unit bus listrik yang ada sedang berada ITS untuk dilakukan evaluasi meliputi pola operasional dan teknologi kendaraan. Menurutnya perlu ada upgrade antara Dikti dan ITS atau ranah institusi untuk menyempurnakannya.

Misalnya terkait penggunaan daya. Selama beroperasi dua pekan, jarak tempuh bus listrik tersebut mencapai 160 km untuk sekali pengecasan. Oleh karena itu dilakukan evaluasi terhadap hal-hal minor yang mengganggu operasional.

"Bus itu kemampuan tempuh dengan kapasitas baterai penuh 160 km. Sedangkan km yang harus ditempuh dalam sehari sekitar 260 km. Pola operasional akan kami atur kembali setelah ada penyempurnaan," ujarnya.

Tidak hanya itu ia menyebutkan bahwa ada sejumlah hal yang perlu ditambahkan dalam teknologi bus itu. Salah satunya adalah penambahan daya untuk mendukung operasional yang lebih maksimal.

"Perlu tambah daya. Saya yakin ke depannya bus listrik akan semakin sempurna dan membaik. Kemampuan daya tempuh bisa panjang, bisa di atas 200-250 km," jelasnya.

Selama bus listrik tidak beroperasi Damri juga mengaku rugi. Baca di halaman selanjutnya.

Selama bus listrik terhenti Yulianto mengatakan bahwa Damri Surabaya sendiri mengalami kerugian yang cukup tinggi. Ada beban biaya yang tetap harus ditanggung meski bus listrik tersebut tidak beroperasi. Salah satunya gaji karyawan dan listrik.

"Kerugiannya jelas, SDM satu bulan nggak kerja tapi beban SDM tetap dibayarkan. Lainnya yakni beban listrik, meskipun tidak digunakan PLN tetap memberikan target pemakaian minimal harus dibayar dan itu kerugiannya tidak sedikit," ujarnya.

Yulianto juga menyatakan bahwa sebenarnya Damri Surabaya juga tidak mengendaki operasional bus dihentikan sementara. Ia juga berharap kontrak yang tadinya akan diperpanjang setiap tahun menjadi multiyears atau tahun berjalan.

"Kami tidak mengharapkan seperti ini dan berharap (bus listri) bisa beroperasi lagi. Kontraknya masih per tahun, kami harapannya (bisa) multiyears," urainya.

Ia juga mengakui bahwa sebenarnya animo masyarakat Surabaya dalam menggunakan transportasi umum bus listrik bisa dibilang tinggi. Okupansi bus listrik setiap harinya bahkan mencapai rata-rata 50 persen meski waktu tunggu antarbus listrik masih 30 menit, dari idealnya 15 menit.

Damri Surabaya menyebutkan bahwa selama terhentinya bus listrik ini pihaknya menerima info bahwa Kemenhub sudah berkomunikasi dengan Dishub Surabaya. Di mana untuk rute koridor 3 yakni Purabaya-Kenpark akan digantikan dengan Suroboyo Bus.

"Sehingga ada pengganti. Koridor ini sudah diganti bus listrik, namun terhentinya yang tidak direncana ini informasi yang kami terima Kemenhub sudah komunikasi dengan Dishub Surabaya. Informasinya menggantikan kekosongan sampai bus listrik beroperasi kembali. Tetapi soal ini yang harus melakukan pemberitahuan dari Kementerian dan Pemkot Surabaya," katanya.

Halaman 2 dari 2
(dte/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads