Hari Bidan Nasional, Apresiasi Nakes Andalan yang Bantu Ibu Melahirkan

Hari Bidan Nasional, Apresiasi Nakes Andalan yang Bantu Ibu Melahirkan

Nanda Syafira - detikJatim
Kamis, 22 Jun 2023 21:50 WIB
Ilustrasi bidan
Ilustrasi bidan/Foto: Getty Images/FatCamera
Surabaya -

Hari Bidan Nasional diperingati setiap tanggal 24 Juni. Peringatan ini sebagai bentuk apresiasi atas jasa bidan.

Juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran dan jasa bidan, dalam membantu wanita. Mulai dari masa kehamilan hingga melahirkan. Seperti saat melakukan pemeriksaan termasuk memantau kesehatan fisik dan psikis ibu hamil dan bayinya.

Hari Bidan Nasional

Hari Bidan Nasional juga sebagai peringatan berdirinya Ikatan Bidan Indonesia (IBI) pada 24 Juni 1951. Melansir laman Rumah Sakit Islam Surabaya, Hari Bidan Nasional bermula dari diselenggarakannya Konferensi Bidan Pertama di Jakarta, pada tanggal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konferensi itu diprakarsai para bidan senior yang berdomisili di Jakarta. Konferensi tersebut melahirkan rumusan tujuan pembentukan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

1. Tujuan IBI

Mengutip laman Kementerian Kesehatan, tujuan-tujuan utama IBI antara lain:

ADVERTISEMENT
  • Menggalang persatuan dan persaudaraan antarsesama bidan serta kaum wanita pada umumnya, dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa.
  • Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan, khususnya dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta kesejahteraan keluarga.
  • Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
  • Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.

Hari Bidan Nasional kini bukan hanya perayaan yang semata-mata diperingati untuk mengenang sejarah. Tapi juga sebagai pengingat dan peningkat kesadaran masyarakat terkait kondisi kesehatan ibu hamil.

2. Contoh Pentingnya Penyuluhan dan Edukasi

Seperti diketahui, belakangan ini ada topik yang hangat diperbincangkan publik, yakni mengenai keluarga yang melarang seorang ibu hamil untuk mendapat rujukan bersalin di rumah sakit. Kejadian tersebut terjadi pada Senin (12/6/2023).

Mengutip detikNews, kebenaran peristiwa yang terjadi di salah satu klinik di Leuwidamar tersebut telah dikonfirmasi oleh bidan yang menangani, yakni Bidan Eha Atitah. Ia menyatakan kondisi ibu hamil tersebut sudah mengalami pecah ketuban dan harus segera dirujuk ke rumah sakit.

"Mertua, suami, dan saudaranya itu (nolak pasien dirujuk). Padahal sudah diterangin sama kita bahaya pecah ketuban sebelum lahir bisa mengancam bayi dan ibunya, dampak paling buruk kematian," jelasnya seperti yang dikutip detikNews pada Selasa (20/6/2023).

Ia mengatakan bidan telah berkoordinasi dengan beberapa pihak dari desa, Puskesmas, Polsek untuk meyakinkan keluarga membawa pasien ke rumah sakit.

Namun, keluarga menolak saran tersebut dan berdalih bahwa kondisi ibu hamil tersebut masih baik-baik saja dan bersikukuh untuk membawa pulang sang ibu hamil dan menunggu bayi dilahirkan secara normal.

Bayi tersebut dilahirkan pada Kamis (15/6/2023). Pihak bidan tidak mengetahui siapa yang membantu persalinan ibu tersebut. Pihaknya hanya mendengar berita, bayi yang dilahirkan itu meninggal dunia.

Itu yang menjadi urgensi adanya penyuluhan dan edukasi, bukan hanya kepada sang ibu hamil melainkan juga kepada keluarga yang mendampinginya.

Terlepas dari itu, Ketua IBI Jatim mengingatkan bidan di Kabupaten Pasuruan untuk mengutamakan keselamatan ibu melahirkan. Seperti yang dilansir dari laman Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Bidan berperan penting di masyarakat, utamanya bagi wanita dan ibu hamil. Bidan sebagai salah satu garda terdepan di bidang kesehatan, yang langsung berhubungan dengan masyarakat, juga berperan dalam mengedukasi masyarakat khususnya mengenai ibu hamil dan pascamelahirkan.

Sependapat dengan hal tersebut, Ketua IBI Kabupaten Pasuruan Sri Sudartik menegaskan bahwa tugas bidan di masyarakat sangat urgent dalam membantu persalinan ibu yang akan melahirkan.

Oleh karena itu, ia mengimbau para bidan untuk berkomitmen tinggi dalam menyelamatkan ibu melahirkan dan bayi baru lahir. Selain itu, dirinya juga berpesan agar para bidan mengesampingkan urusan biaya persalinan dan perawatan.

Selain komitmen tinggi dari bidan yang membantu persalinan, dibutuhkan juga dukungan penuh keluarga yang teredukasi, agar dapat membantu mendampingi ibu hamil hingga melahirkan bayinya dengan sehat, sehingga hal serupa tidak terjadi lagi.




(sun/iwd)


Hide Ads