Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya (UB) mengaku mendapat intimidasi saat berjuang melawan pembungkaman demokrasi di lingkungan kampus. Intimidasi ini dialami oleh Lembaga Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
"Ini permulaan dari perlawanan awal kita mahasiswa Brawijaya terhadap pembungkaman demokrasi," ujar Presiden EM UB Rafly Rayhan Al Khajri kepada wartawan usai menggelar aksi depan rektorat, Kamis (22/6/2023), siang.
Rafly menyebut adanya ancaman dan intimidasi tak menyurutkan untuk bersuara melawan pembungkaman demokrasi di Universitas Brawijaya. Pihaknya pun mengaku tidak akan tinggal diam dengan segala bentuk intimidasi yang dilakukan oleh oknum Universitas Brawijaya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu saja kami akan bersolidaritas kepada siapapun mahasiswa Universitas Brawijaya yang mengalami ancaman, mengalami intimidasi hanya karena masalah kebebasan berpendapat. Hanya masalah pendapat- pendapat yang mereka sampaikan ke publik," tegasnya.
Rafly menuturkan aksi yang dilakukan pada hari ini juga berkaitan dengan bentuk perlawanan atas adanya intimidasi tersebut. Karena sangat memungkinkan ke depan, LKM maupun UKM akan merata diperlakukan sama.
"Dan hari ini beberapa lembaga sudah mengalami itu, dan bukan tidak mungkin bahwa ke depan semua lembaga akan merasakan jika hari ini kita diam. Dan ada salah satu anggota dewan yang diancam DO. Oleh karena itu kami berani untuk berbicara, berani bersuara," tuturnya.
Menurut Rafly, sudah waktunya Warek III Dr Setiawan Noerdajasakti datang mendengarkan aspirasi mahasiswa dan menyepakati segala tuntutan yang disampaikan. Karena selama ini, mahasiswa tidak diberikan ruang dan terkesan menyumbat aspirasi mahasiswa.
"Saat ini, kami hanya meminta bapak warek III dengarkan bergantian aspirasi kami. Biarkan kami berbicara, cukup diam dan menyepakati apa yang menjadi tuntutan kami," tandasnya.
Ditanya apakah akan memberikan tenggat waktu kembali terhadap Warek III untuk merespon tuntutan mahasiswa?. Rafly mengaku, pihaknya baru bisa akan memberikan keputusan dari hasil kesepakatan.
"Kami akan sepakati dulu dengan kawan-kawan dan konsolidasi soal itu," pungkasnya.
Seperti diberitakan, mahasiswa tergabung dalam Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya menggelar aksi unjuk rasa depan rektorat, Kamis (22/6/2023). Demo sebagai respon tak adanya tanggapan dari Warek III soal tuntutan mahasiswa sebelumnya.
(abq/iwd)