Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya menggelar aksi demo di depan rektorat hari ini. Unjuk rasa itu menuntut Wakil Rektor (Warek) III Dr Setiawan Noerdajasakti agar meminta maaf secara terbuka atas pembekuan program kerja EM UB.
Dalam aksinya mahasiswa membawa spanduk besar berisikan kritik pembungkaman demokrasi dan kebebasan di lingkungan kampus. Spanduk itu bertuliskan 'Kembalikan Demokrasi dan Kebebasan Akademik di Brawijaya'.
Selain itu, massa mahasiswa juga menyebar pamflet bergambar Warek III yang dituding sebagai aktor dibalik pembungkaman demokrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi mahasiswa tergabung dalam EM UB digelar depan rektorat UB sempat ditemui Warek III Dr Setiawan Noerdajasakti. Namun tak berselang lama Warek III kembali meninggalkan lokasi, setelah tak mau memenuhi permintaan mahasiswa.
Setiawan menolak menandatangani poin-poin tuntutan yang dibawa dalam aksi tersebut. Sikap itu pun menyulut reaksi mahasiswa dengan menuding bahwa demokrasi di Universitas Brawijaya sudah mati.
"Pada hari ini merupakan hari di mana demokrasi Brawijaya sudah mati, ruang gerak kita dibatasi kebebasan kita dibungkam, mengemukakan pendapat berekspresi depan umum dikebiri teman-teman," kata korlap aksi, Ferryawan Dwi Saputra, melalui pengeras suara di halaman rektorat UB, Kamis (22/6/2023), siang.
Dalam orasinya mahasiswa meminta Warek III untuk menandatangani poin-poin tuntutan. Namun, harapan itu tak mendapatkan respon dari WR III.
"Tadi bahwasanya sudah tidak ada Warek III, dengan dibuktikan tidak ditanda tanganinya poin-poin tuntutan," sambung Ferry.
Tidak adanya itikad baik Warek III menanggapi poin-poin tuntutan membuat mahasiswa mengancam akan menggelar aksi lebih besar.
"Belum adanya itikad baik dengan Bapak Warek 3, tentang poin tuntutan akan kita ekskalasikan, akan kita buat gerakan lebih massif, yang lebih besar dan poin tuntutan yang tentu lebih tinggi," ujar Korlap.
Sementara Presiden EM UB Rafly Rayhan Al Khajri menambahkan, bahwa di Universitas Brawijaya darurat kebebasan akademik dan darurat berekspresi.
"Kami mendapatkan ancaman dari Wakil Dekan 3. Untuk itu kami nyatakan bahwa hari ini Universitas Brawijaya darurat kebebasan akademik, darurat kebebasan berekspresi, darurat kebebasan berekspresi sebagaimana disampaikan oleh korlap tadi," imbuhnya terpisah.
Rafly Rayhan Al Khajri menegaskan, aksi serupa akan digelar kembali dengan membawa peserta aksi berlipat ganda. Dan meminta Rektor UB mengambil langkah strategis untuk Warek III.
"Bahwa kami akan datang dan terus berlipat ganda dan kepada Bapak Warek 3. Apabila piagam kedaulatan mahasiswa yang kami kirimkan kepada bapak Warek 3 tidak ditanda tangani. Kami meminta rektor UB untuk mengambil kebijakan dan langkah strategis yang diperlukan kepada bapak Warek III," pungkasnya.
(abq/iwd)