Pengajian khilafah di Pasuruan dibubarkan paksa oleh warga Dusun Beji Geneng, Desa Sumbersuko, Kecamatan Purwosari. Mayoritas peserta pengajian itu bukan warga setempat.
"Peserta 20 persen warga (sini). Nggak sampai, sih. Cuma antara 10-15 persen (yang) warga sini," kata Plt Kepala Dusun Beji Geneng Imam Ahmad Al Baihaqi kepada detikJatim, Rabu (21/6/2023).
Imam sendiri mengaku tidak tahu dari mana saja asal peserta pengajian bertema "Khilafah Mengakhiri Hegemoni Dolar dengan Dinar dan Dirham" itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga dusun sini ada sekitar empat kalau nggak lima orang. Itu selain keluarga pemilik rumah, ya. Kalau lainnya, nggak tahu warga mana mereka," kata Imam.
Pembubaran pengajian khilafah tersebut terjadi pada Selasa (20/6) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Pembubaran itu diwarnai kericuhan dan perusakan pagar rumah.
Saat itu warga dusun setempat membubarkan pengajian dengan melantunkan selawat hingga menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tapi pengajian tetap dilanjutkan.
Hal itulah yang membuat amarah warga memuncak hingga merobohkan pagar dan berujung kericuhan. Aparat di lokasi pun berupaya menenangkan kedua bela pihak.
Beruntung kericuhan tidak berlanjut ke kondisi yang lebih membahayakan. Aparat dan kedua bela pihak melakukan pembicaraan hingga akhirnya disepakati acara bubar.
Pada saat para peserta akhirnya membubarkan diri dan meninggalkan lokasi, warga bernyanyi Yalal Wathon. Sementara aparat Polsek dan Koramil tetap berjaga di rumah itu.
(dpe/dte)