Peneliti ITS Sebut Sesar Misterius Pemicu Gempa Mojokerto Ada di Jalur Baru

Peneliti ITS Sebut Sesar Misterius Pemicu Gempa Mojokerto Ada di Jalur Baru

Denza Perdana - detikJatim
Selasa, 20 Jun 2023 13:38 WIB
peneliti bencana dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dr Ir Amien Widodo
Peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS, Dr Ir Amien Widodo MSi. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Gempa darat Mojokerto yang berkekuatan M 4,6 menyebabkan guncangan yang dirasakan di sejumlah daerah di Jatim mulai dari II MMI hingga IV MMI. Imbas gempa itu, sebuah rumah di Trawas, Mojokerto mengalami kerusakan ringan.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebutkan bahwa gempa darat yang mengguncang Jawa Timur dan berpusat di Mojokerto itu dipicu sesar yang belum terpetakan.

"Gempa bumi Mojosari, Mojokerto Mag 4.6 kedalaman 9 km malam ini dipicu aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan. Gempa ini tidak terletak pada jalur Sesar Surabaya," ujarnya dalam akun Twitter pribadinya, Senin (19/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS Dr Ir Amien Widodo MSi sepakat dengan itu. Sesar aktif yang menyebabkan gempa di Mojokerto memang tidak termasuk dalam sesar yang sudah terdaftar di Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen).

"Betul, jadi ini jalur baru bukan dari Sesar Waru, Sesar Surabaya, maupun sesar Bojonegoro. Tiga itu kan yang sudah terdaftar. Sudah terdaftar di pusat studi gempa nasional. Nah, yang di Mojosari belum terdaftar, karena belum terdaftar, ya kita belum tahu," kata Amin ketika dihubungi detikJatim, Selasa (20/6/2023).

ADVERTISEMENT

Dosen Teknik Geofisika ITS itu menyebutkan bahwa sesar yang menyebabkan gempa darat di Mojokerto kemarin bisa jadi merupakan sesar yang berdiri sendiri. Namun, bukan tidak mungkin bahwa gempa Mojokerto kemarin juga merupakan efek dari sesar yang sudah ada.

"Bisa efek dari sesar lain. Jadi sesar itu kan seperti barang, bila barang itu ditekan itu dia akan pecah. Dampaknya bisa jauh, polanya bisa menyilang, lurus. Nah, itu yang perlu dikaji. Tapi bisa juga sesar ini berdiri sendiri. Kalau berdiri sendiri, maka penelitiannya makin luas," ujarnya.

Dia jelaskan bahwa bila sesar itu berdiri sendiri di luar dari jalur sesar yang ada di Jawa Timur, maka untuk memastikannya penelitian yang dilakukan harus mengukur berkilo-kilometer hingga ke sesar lainnya.

"Kami di ITS jelas ada kepentingan untuk melakukan studi, karena ini memang baru. Dalam waktu dekat ini kami mungkin akan melakukan survei ke sana," kata Amien.

Sebelumnya, gempa bumi terjadi di Mojokerto pada Senin (19/6) malam pukul 20.44 WIB. BMKG menyebutkan gempa itu berkekuatan M 4,6 dengan pusat gempa berada di darat.

Lokasi pusat gempa itu disebutkan pada koordinat 7.49 LS, 112.54 BT yang berjarak 10 km di sebelah Timur Laut Kabupaten Mojokerto dengan kedalaman pusat gempa mencapai 9 kilometer.

Guncangan gempa itu tidak hanya dirasakan oleh warga di Mojokerto, tapi juga oleh warga di sejumlah daerah seperti Pasuruan, Surabaya, Gresik, Sidoarjo, hingga Malang.




(dpe/dte)


Hide Ads