Tanggal 17 Juni diperingati sebagai Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia atau World Day for Combating Land Degradation and Drought.
Mengutip situs Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia, degradasi merupakan proses penurunan produktivitas lahan yang sifatnya bisa sementara maupun tetap. Lantas, apa itu Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia?
Asal Mula Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia
PBB, sejak 1994 telah mendeklarasikan 17 Juni sebagai Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia. Itu tertuang melalui Resolusi Sidang Umum PBB No. A/RES/49/115.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsekuensi penggurunan dan kekeringan lahan menjadi perhatian akibat banyaknya lahan yang tidak produktif. Secara global, sekitar 23% lahan tidak lagi produktif dan 75% telah diubah dari keadaan aslinya untuk pertanian.
Transformasi penggunaan lahan terjadi dengan laju yang lebih cepat daripada waktu lainnya, dalam sejarah manusia selama 50 tahun terakhir.
Para ilmuwan menyampaikan evolusi dari satu keadaan ke keadaan berikutnya begitu cepat. Prosesnya hanya dapat diamati dalam waktu yang sangat singkat.
Setiap orang perlu mengetahui bahwa penggurunan, degradasi lahan, dan kekeringan berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari mereka. Di mana tindakan sehari-hari setiap orang dapat berkontribusi, atau membantu melawan penggurunan, degradasi lahan, dan kekeringan.
Secara umum degradasi lahan terjadi di semua wilayah Indonesia. Mulai dari Sumara, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Lahan yang terdegradasi ini ditandai dengan produktivitas yang rendah sekali, terjadi erosi berat, dan tutupan lahan kurang dari 50%.
Di Indonesia, degradasi lahan ini disebabkan oleh beberapa hal. Seperti pertambahan jumlah populasi manusia, bencana alam, kemiskinan, penggunaan dan pengelolaan lahan yang tidak tepat, bahan kimia yang berlebihan, serta proses reklamasi dan rehabilitasi pascatambang yang tidak dilakukan dengan kaidah dan aturan yang berlaku, sehingga mengakibatkan dampak buruk bagi lahan.
Tujuan Hari Degradasi Lahan
Mengutip situs resminya, United National Convention to Combat Desertification (UNCCD) menegaskan tentang tujuan dari Desertifikasi dan Hari Kekeringan 2023 adalah:
-Meningkatkan kesadaran publik tentang masalah kekeringan dan degradasi lahan terhadap perempuan dan anak perempuan, serta hambatan yang mereka hadapi dalam pengambilan keputusan terkait masalah tersebut.
-Memberitahukan kepada masyarakat bahwa penggurunan dan kekeringan dapat diatasi secara efektif. Dengan penguatan partisipasi dan kerja sama masyarakat di semua tingkatan.
-Memperkuat pelaksanaan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memerangi desertifikasi di negara-negara yang mengalami kekeringan dan/atau desertifikasi serius, khususnya di Afrika.
Tujuan Hari Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia 2023
Adapun tujuan akhir dari Hari Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia adalah mengadakan keseimbangan antara degradasi dan rehabilitasi lahan pada 2030, atau yang dikenal dengan 2030 Zero Net Land Degradation.
Sedangkan menurut World Day to Combat Desertification (WDCD), tujuan dari peringatan tersebut yakni meningkatkan kesadaran terhadap degradasi lahan. Misi yang diemban pun mengingatkan manusia bahwa diperkirakan pada tahun 2025, paling tidak ada 1,8 miliar orang yang akan mengalami kelangkaan air, dan 2/3 penduduk dunia akan hidup dalam kondisi kekurangan air, lantas tahun 2045 sekitar 135 juta orang akan berpindah tempat diakibatkan penggurunan.
Tema Hari Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia 2023
Mengutip situs Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Memerangi Desertifikasi (UNCCD), Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia 2023 mengusung tema Her Land, Her Rights yang artinya Tanahnya, Hak-haknya
(sun/fat)