Kemenag Jatim buka suara soal sengkarut masalah penyelenggaraan Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) atau lomba baca kitab kuning yang mereka selenggarakan.
MQK Jatim 2023 yang digelar di Pondok Pesantran Ammanatul Ummah, Pacet, Mojokerto 5-8 Juni 2023 menuai kekecewaan. Suara-suara bernada kekecewaan itu seliweran di media sosial sepekan terakhir. Mereka yang protes menilai Kanwil Kemenag Jatim hingga jajaran di bawahnya tak profesional karena tidak ada penghargaan kepada para santri.
Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kakanwil Kemenag Jatim As'adul Anam menyebut hadiah sudah diberikan pada Senin malam (12/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi semalam sudah diserahkan apresiasi pemberian piagam, uang pembinaan, dan trofi kepada para pemenang di Kantor Kemenag Jatim," kata As'adul saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (13/6/2023).
As'adul yang juga Ketua Panitia MQK Jatim 2023 menyebut, saat acara panitia sudah mengumumkan bahwa para pemenang akan mendapat hadiah.
"Jadi kronologinya penutupan sampai 00.15 WIB itu baru selesai doa. Kemudian pemberian hadiah, karena sudah jam segitu kami nggak bisa melanjutkan. Akhirnya kami berinisiatif memanggil saat itu hanya enam peserta juara satu," jelasnya.
"Itu kan bukti kami tidak menyampaikan seluruhnya, masak nggak kita kasih semua? Saat itu oleh yang membacakan SK sudah diumumkan bahwa nanti terkait dengan pemberian penghargaan akan disampaikan pada saat kepala seksi atau kasi kabupaten-kota itu dikumpulkan di Jatim, jadi itu sudah disampaikan," sambungnya.
Tidak hanya panitia, As'adul juga mengklaim pembawa acara juga sudah mengumumkan.
"MC juga menyampaikan, cuma saat MC menyampaikan dalam kondisi ramai, karena ramai tidak terdengar. Ada euforia. Memang senang saat itu yang juara satu saat itu dari Gresik, Lirboyo itu saling beradu sorak, kemudian dari Jember dan sebagainya itu," tegasnya.
As'adul mengakui pada gelaran MQK sebelumnya tidak pernah ada pemberian uang pembinaan. Oleh sebab itu, banyak stigma Kemenag Jatim tidak transparan soal anggaran.
"Ada hadiah tetapi hanya piagam untuk MQK yang dulu-dulu, tapi tidak ada uang pembinaan. Mungkin itu yang terstigma dari peserta ke kami seperti itu. Padahal kondisinya berbeda, kan kemarin sudah tengah malam kala itu, kami lanjutkan kasihan ke peserta sudah kemalaman," jelasnya.
"Intinya sudah klir semua, semalam sudah kita berikan. Subhanallah para santri itu senangnya luar biasa. Kami berpikir kenapa kok ada suara-suara sumbang ini kok segitu kencangnya. Setelah kita telisik, ternyata memang betul tahun sebelumnya tidak ada uang pembinaan," tandasnya.
(dpe/dte)