Nasib ngenes dialami para juara kompetisi Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) Jatim 2023 yang digelar Kanwil Kemenag Jatim. Mereka tidak mendapat fasilitas layak saat acara tersebut berlangsung. Bahkan, para juara cuma diberi piagam ditulis pakai spidol lalu dimasukkan map.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri Gus Iman Kafa. Dia jadi pembimbing peserta MQK Jatim 2023 asal Kediri dan turut mempersiapkan seleksi di tingkat Kota Kediri. Gus Iman Kafa buka-bukaan betapa amburadulnya acara tersebut.
"Tidak ada perencanaan hadiah dari awal sampai berakhirnya acara. Minimal ada trofi, atau biaya (uang pembinaan) meskipun nggak langsung. Cuma diberi kertas piagam dimasukkan dalam map yang ditulis dengan spidol," beber Gus Iman Kafa dihubungi detikJatim melalui telepon, Senin (12/6/2023).
MQK Jatim 2023 itu sedianya digelar di Pondok Pesantran Ammanatul Ummah, Pacet, Mojokerto 5-8 Juni 2023. Namun, pada 7 Juni 2023 malam harinya, acara tersebut sudah ditutup.
Gus Iman Kafa mengungkapkan, total ada 60 delegasi dari Kota Kediri. Pada akhirnya, Kota Kediri menjadi juara umum.
Selama perhelatan acara di Ammanatul Ummah, Gus Iman Kafa menyebut ada banyak keganjilan. Salah satunya soal berubahnya regulasi lomba tanpa ada penjelasan dari Kemenag Jatim.
"Ada beberapa kejadian ganjil yang berkaitan dengan lomba. Regulasinya di sebagian sektor dianggap berantakan. Contohnya 6 peserta awalnya dinyatakan lolos, termasuk peserta dari Lirboyo. Sudah siap-siap, ternyata pagi harinya disampaikan regulasinya berubah, hanya 3 orang saja terpilih," urainya.
"Ini semacam dikasih sebuah harapan palsu. Nggak ada penjelasan sama sekali," sambungnya.
Menurutnya, ada kategori lomba yang melalui penyisihan, tapi ada juga yang sekali tahap saja. Padahal mestinya penyisihan dulu, baru final.
"Peserta sebenarnya banyak, tapi entah kok langsung final, ucapnya.
Gus Iman Kafa lantas mencoba membandingkan dengan kompetisi yang punya level sejenis di Jawa Barat. Di sana para peserta dibuat nyaman.
"Acara sama dengan level sama di Jabar itu difasilitasi. Mulai hotel sampai uang saku. Peserta betul-betul dihargai," tutur Gus Iman Kafa.
Gus Iman Kafa juga menegaskan bahwa keterbatasan acara MQK Jatim 2023 itu bukan salah Ammanatul Ummah selaku tuan rumah. Bahkan, Ammanatul Ummah sudah banyak berkorban menyukseskan acara itu.
"Fasilitas tidak memadai, ternyata Kemenag Jatim tidak ada dana. Saya dapat info valid dari orang-orang terdekat Ammanatul Ummah, yang nanggung acara Kiai Asep (pengasuh ponpes)," tambahnya.
Hingga sekarang masih belum ada kejelasan soal nasib hadiah untuk para juara MQK Jatim 2023. Gus Iman Kafa menyebut memang sudah ada beberapa respons positif dari Kemenag Jatim setelah para pembimbing dan peserta speak up di media sosial. Namun, belum disebutkan kapan hadiah untuk para peserta akan cair.
"Sebenarnya dari perspektif yang ikut lomba, bukan dari berapa jumlah uang yang didapat. Motivasi utama adalah karena ada dawuh dari guru-gurunya. Mereka mengiyakan karena dawuh guru," tukasnya.
Simak Video "Video: Diduga 20 Tahun KDRT Istri, Suami di Surabaya Ditangkap Polisi"
(hil/dte)