MQK Jatim 2023 Amburadul, Para Juara Pulang Tanpa Hadiah

MQK Jatim 2023 Amburadul, Para Juara Pulang Tanpa Hadiah

Dida Tenola - detikJatim
Senin, 12 Jun 2023 15:25 WIB
MQK Jatim 2023
Para juara MQK Jatim 2023 tak dapat hadiah trofi dan uang pembinaan. (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

Perhelatan Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) Jatim 2023 yang digelar Kanwil Kemenag Jatim memicu polemik. Banyak peserta protes lantaran acara yang amburadul hingga tak jelasnya hadiah untuk para juara.

MQK Jatim 2023 itu digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Ammanatul Ummah, Pacet, Mojokerto 5-8 Juni 2023. Suara-suara bernada kekecewaan itu seliweran di media sosial sepekan terakhir. Mereka yang protes menilai Kanwil Kemenag Jatim hingga jajaran di bawahnya tak profesional.

Salah satunya disuarakan delegasi dari Kota Kediri. Salah satu pembimbing peserta, Mundzir Muhammad menceritakan sejak awal ketidakprofesionalan Kemenag Jatim. Dia turut bersuara di media sosial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proses seleksi sudah ruwet sejak awal, sudah banyak problem yang dihadapi pembimbing peserta. Harusnya PD Pontren Kota Kediri yang handle seleksi dalam kota, itu kewajiban Kemenag Kota. Cuma realita yang ada, justru mereka tidak mau meng-handle total," cerita Mundzir dihubungi detikJatim melalui telepon, Senin (12/6/2023).

Mundzir melanjutkan, proses seleksi itu kemudian diserahkan ke masing-masing pondok pesantren. Para pembimbing harus menyiapkan acara seleksi sendiri. Parahnya, PD Ponten Kota Kediri juga tidak mau mengeluarkan biaya sepeserpun untuk acara seleksi sekelas satu kota.

ADVERTISEMENT

"Setelah kami desak, akhirnya ada sedikit. Dikasih uang Rp 1 juta, awalnya malah cuma ngasih Rp 500 ribu. Itu seleksi tingkat loh," tambahnya.

Pada akhirnya, 60 orang terpilih mewakili Kota Kediri di MQK Jatim 2023. Mereka berangkat ke Mojokerto dengan 1 bus dan 1 Elf.

Sesampainya di lokasi, ternyata makin terlihat bobroknya acara tersebut. Banyak peserta yang tidak mendapatkan fasilitas layak. Salah satunya soal kamar yang dipakai tidur peserta.

"Sekitar 30 orang ditempatkan di satu ruang kelas begitu ya. Ya, kelas-kelas seperti di sekolah-sekolah umum begitu," kata Mundzir.

Mundzir dan kawan-kawannya sesama pembimbing kemudian mencoba mencari informasi ke panitia lokal. Ternyata, minimnya fasilitas itu bukan karena kesalahan panitia lokal.

"Kami cari-cari info, ya itu memang bukan salah Ammanatul Ummah selaku panitia. Soalnya mereka menggelar acara itu juga atas biaya sendiri, tidak ada dana yang turun dari Kemenag Jatim," ungkap Mundzir.

Selain soal fasilitas, beberapa kategori lomba MQK Jatim 2023 itu juga amburadul. Ada kategori lomba yang langsung masuk babak final tanpa ada penyisihan lebih dulu. Bahkan, acara yang sedianya digelar sampai 8 Juni itu harus ditutup lebih cepat pada 7 Juni.

Setelah MQK Jatim 2023 ditutup, permasalahan ternyata belum selesai. Para juara MQK Jatim 2023 pulang tanpa membawa hadiah, baik trofi maupun uang pembinaan. Kota Kediri sendiri keluar sebagai juara umum MQK Jatim 2023.

"Sampai sekarang tidak ada hadiah. Kami cuma diberi sertifikat," tukas Mundzir.

Senada dengan itu, Gus Iman Kafa, salah satu pengasuh Ponpes Liroboyo Kediri yang juga jadi pembimbing peserta MQK 2023 juga ikut bersuara di media sosial. Salah satu alasan dia curhat di medsos agar kejadian seperti ini tak terulang lagi.

"Kami speak up agar ada evaluasi ke depan. Kami berharap Kemenag transparan soal anggaran, mestinya ada anggaran. Kalau dibilang nggak ada anggaran, mestinya ya nggak usah bikin lomba," sebut Gus Iman Kafa yang turut mempersiapkan seleksi di tingkat Kota Kediri

Gus Iman Kafa juga mengatakan bahwa keterbatasan acara MQK Jatim 2023 itu bukan salah Ammanatul Ummah selaku tuan rumah. Bahkan, Ammanatul Ummah sudah banyak berkorban menyukseskan acara itu.

"Fasilitas tidak memadai, ternyata Kemenag Jatim tidak ada dana. Saya dapat info valid dari orang-orang terdekat Ammanatul Ummah, yang nanggung acara Kiai Asep (pengasuh ponpes)," tambahnya.

Gus Iman Kafa menyadari bahwa tanggung jawab Kemenag Jatim memang besar, bukan cuma mengurus MQK Jatim 2023. Namun, dia mengingatkan soal para peserta yang berkompetisi di ajang itu. Jika mau dimaknai mendalam, para peserta itu adalah orang-orang berilmu yang sudah patutnya dihargai.

"Cobalah kita pandang bahwa orang-orang yang bermusabaqah itu adalah orang yang punya ilmu, hendaknya dihargai. Tidak hanya memfasilitasi pada orang-orang di luar sana, tapi juga memfasilitasi pada orang-orang berilmu," ucapnya.

Hingga sekarang masih belum ada kejelasan soal nasib hadiah untuk para juara. Gus Iman Kafa menyebut memang sudah ada beberapa respons positif dari Kemenag Jatim setelah para pembimbing dan peserta speak up di media sosial. Namun, belum disebutkan kapan hadiah untuk para peserta akan cair.

"Sebenarnya dari perspektif yang ikut lomba, bukan dari berapa jumlah uang yang didapat. Motivasi utama adalah karena ada dawuh dari guru-gurunya. Mereka mengiyakan (ikut lomba) karena dawuh guru," ucap Gus Iman Kafa.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads