Ribuan Pasutri di Jatim Ikut Program Bayi Tabung gegara Masalah Kesuburan

Ribuan Pasutri di Jatim Ikut Program Bayi Tabung gegara Masalah Kesuburan

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 10 Jun 2023 18:55 WIB
Dokter spesialis andrologi RSIA Farina Surabaya, dr Aucky Hinting PhD SpAnd(K)
Dokter spesialis andrologi RSIA Farina Surabaya, dr Aucky Hinting PhD SpAnd (K) (Foto: Esti Widiyana)
Surabaya -

Masalah kesuburan pasangan suami istri di Indonesia terus meningkat. Bahkan, di Jawa Timur sendiri per tahunnya ada ribuan pasutri yang melakukan bayi tabung karena masalah kesuburan.

Apa lagi saat ini ada teknologi bayi tabung terbaru dengan tingkat keberhasilan hingga 65%. Teknologi itu adalah pre implatation genetic testing for anueploidy (PGT-A), teknologi yang dapat membantu mengidentifikasi embrio mana yang sehat dan tidak sehat secara kromosom. PGT-A dilakukan pada perempuan yang sudah steril.

Dokter spesialis andrologi RSIA Farina Surabaya, dr Aucky Hinting PhD SpAnd(K) mengatakan kesulitan pasangan dalam memiliki anak memang meningkat. Penyebabnya ada pada salah satunya laki-laki atau perempuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Makin lama makin susah, apalagi menikah di usia lebih lanjut. Kalau dulu 25 sudah punya anak, sekarang lebih 25. Ternyata perempuan buntu akhirnya bayi tabung, sperma jelek juga harus bayi tabung," kata dr Aucky saat ditemui detikJatim di IVF Festival 2023, Grand City, Sabtu (10/6/2023).

dr Aucky mengatakan sejak tahun 2010, RSIA Farina mengerjakan bayi tabung 1.000 orang per tahun. Tahun 2022 meningkat menjadi 1.200 orang melakukan bayi tabung.

ADVERTISEMENT

Di Indonesia sendiri, per tahunnya bisa mencapai 18.000 program bayi tabung yang dilakukan. Pada tahun 2019 sebelum pandemi, program bayi tabung turun 50% dan meningkat kembali pada tahun 2022.

Pasangan yang melakukan program bayi tabung di Jawa Timur pun juga ribuan. Namun tak sedikit pula dari luar Jatim bahkan luar pulau yang melakukan program bayi tabung.

"Yang membutuhkan bayi tabung ini relatif banyak pasien, mulai dari Surabaya sendiri, Kediri, Blitar, Banyuwangi, Jakarta, Bandung, luar pulau. Ribuan bayi tabung di Jatim per tahun," ujarnya.

Dengan adanya teknologi PGT-A dalam prosedur bayi tabung ini juga bisa dilakukan untuk usia berapa pun. Khususnya usia di atas 35 tahun atau selama ada indikasi untuk dilakukan.

Untuk biaya program bayi tabung dengan teknologi PGT-A. Biaya proses pembuangan sampai penanganan sebanyak Rp 32 juta, jika tak ingin sakit ada biaya bius Rp 2 juta, obat suntik Rp 15-30 juta.

"Total Rp 50-60 juta untuk bayi tabung. Saat menanam embrio ga tahu bagus atau tidak. Pada program baru PGT-A, embrio diambil dan sel dianalisis baik atau tidak," jelasnya.

Dalam PGT-A, bisa mendeteksi kelainan kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Edward dan sindrom Patau. Oleh karena itu, sebelum embrio ditransfer dilakukan analisa. Sehingga bisa diketahui, embrio tumbuh dengan normal atau tidak.

PGT-A dalam program bayi tabung bisa meningkatkan peluang hamil. Jika embrio tidak baik, maka tidak ditransfer untuk proses bayi tabung dan calon ibu bisa mencoba kembali.

"PGT-A hasil bagus, keberhasilan bisa 65% kalau bagus (embrio). Jangan lupa, kalau orang embrio dikit, jelek semua ga ditanam, bisa kelainan. Kalau embrio jelek ga ditransfer, kalau mau ya coba lagi," pungkasnya.




(esw/iwd)


Hide Ads