Tekad Bocah Probolinggo Jadi Joki Karapan Sapi Bayaran Meski Ortu Melarang

Tekad Bocah Probolinggo Jadi Joki Karapan Sapi Bayaran Meski Ortu Melarang

M Rofiq - detikJatim
Rabu, 07 Jun 2023 20:29 WIB
Joki Karapan Sapi Cilik saat ikut meramaikan perlombaan Karapan Sapi di HUT ke-277.
Para joki bayaran Karapan Sapi yang masih berusia belia. (Foto: M Rofiq/detikJatim)
Probolinggo -

Para joki cilik di Probolinggo cukup lihai menaiki kereta kayu yang ditarik oleh 2 sapi yang berpacu. Mereka menantang maut karena tidak jarang joki itu terjatuh hingga mengalami luka.

Risiko yang cukup besar itulah yang membuat Sudirman (45), warga Desa Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo sempat melarang anaknya Yusuf Ismail (10) untuk menjadi joki Karapan Sapi bayaran.

Awalnya, ketika melarang anaknya yang nomor 8 dari 15 bersaudara itu, Sudirman menganggap bahwa menjadi joki Karapan Sapi itu berbahaya. Dia menilai anaknya belum kuat menahan hentakan dan kecepatan sapi saat dikerap (dipacu).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sering saya nasihati saat pertama kali mendengar kalau dia menjadi joki Karapan Sapi. Sudah saya larang, karena masih kecil dan belum kuat menahan dan mengarahkan kedua sapi kerapan, dan menahan hentakan keleles (kereta yang ditarik sapi)," ujarnya kepada detikJatim, Rabu (7/6/2023).

Namun, Yusuf putranya tetap menjalani aktivitas itu. Anaknya itu terus berlatih dan terus mengikuti sejumlah perlombaan. Hingga Sudirman pun beberapa kali melihat sendiri bagaimana anaknya mengendalikan sapi di arena perlombaan.

ADVERTISEMENT

"Ternyata saya lihat ke lokasi, anak saya kuat dan lihai saat berada di atas keleles. Dia juga bisa mengendalikan 2 sapi dengan tenang," kata Sudirman.

Kini jam terbang Yusuf sudah cukup tinggi. Bocah itu sudah berlatih dan mengikuti berbagai perlombaan Karapan Sapi sejak usianya masih dini.

"Sudah sejak kelas 1 SD saya sudah jadi joki Karapan Sapi," ujar Yusuf. "Sering latihan juga tentunya. Soalnya ingin menang. Kalau sudah menang dan uangnya terkumpul ingin beli sapi dari hasil usaha sendiri dan sisa uangnya juga buat bayar sekolah."

Yusuf mengaku termotivasi untuk terus melakukan latihan sebagai joki bayaran agar lebih sering memenangkan perlombaan. Sebab, bila dia menang, dia akan mendapatkan upah yang lebih besar.

"Kalau tidak menang, saya cuma dapat bayaran Rp 100 sampai Rp 200 ribu. Kalau menang bisa dapat uang Rp 500 ribu," ujarnya.

Bocah joki bayaran lainnya adalah Muhammad Jefri Ardiansyah. Meski usianya masih 12 tahun dia mengaku sering menjadi juara dalam banyak perlombaan Karapan Sapi.

"Sudah beberapa kali jadi juara di beberapa perlombaan di daerah lain. Modalnya hanya dengan keberanian dan sering latihan," katanya.

Dia mengaku latihan menjadi penentu bagi joki Karapan Sapi untuk bisa memenangkan perlombaan. Karena mengendalikan 2 sapi bukan pekerjaan mudah.

"Ya, sering latihan. Karena saya harus bisa mengendalikan kecepatan dua sapi yang lari kencang," ujar bocah asal Kecamatan Gamukmas, Jember itu.




(dpe/iwd)


Hide Ads