Alasan Mulia Bocah Probolinggo Nekat Jadi Joki Karapan Sapi Bayaran

Alasan Mulia Bocah Probolinggo Nekat Jadi Joki Karapan Sapi Bayaran

M Rofiq - detikJatim
Rabu, 07 Jun 2023 19:40 WIB
Joki Karapan Sapi Cilik saat ikut meramaikan perlombaan Karapan Sapi di HUT ke-277.
Yusuf, bocah 10 tahun yang nekat menjadi joki karapan sapi bayaran. (Foto: M Rofiq/detikJatim)
Probolinggo -

Salah satu bocah Probolinggo yang menjadi joki bayaran Karapan Sapi di Probolinggo punya alasan mulia mengapa dia nekat menantang maut. Yakni membantu biaya sekolah.

Joki cilik itu adalah Yusuf Ismail warga Desa Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo yang baru berusia 10 tahun.

Yusuf mengatakan bahwa hasil dari menjadi joki bayaran Karapan Sapi itu juga dia niatkan untuk membelikan sapi untuk kedua orang tuanya yang bekerja sebagai petani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mau gimana lagi, kalau sudah ingin beli sapi dari hasil usaha sendiri dan sisa uangnya juga buat bayar sekolah," ujarnya kepada detikJatim, Rabu (7/6/2023).

Yusuf menceritakan kisahnya itu usai mengikuti perlombaan Karapan Sapi dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Probolinggo (Harjakabrpo) ke-277 di Desa Tempuran, Kecamatan Bantaran.

ADVERTISEMENT

Jangan dipandang sebelah mata, joki cilik yang satu ini sudah memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Dia sudah menjadi joki Karapan Sapi sejak usianya masih sangat belia.

"Sudah sejak kelas 1 SD saya sudah jadi joki Karapan Sapi" katanya.

Karena itulah dia terlihat begitu tenang saat menghadapi 2 sapi yang bisa saja menimbulkan risiko besar seperti terjatuh dan terinjak hingga mengalami luka-luka.

Joki Karapan Sapi Cilik saat ikut meramaikan perlombaan Karapan Sapi di HUT ke-277.Joki Karapan Sapi Cilik saat ikut meramaikan perlombaan Karapan Sapi di HUT ke-277. (Foto: M Rofiq/detikJatim)

Yusuf mengaku termotivasi untuk terus berlatih sebagai joki bayaran agar lebih sering menang saat perlombaan. Sebab, bila dia menang, dia akan mendapatkan upah yang lebih besar.

"Kalau tidak menang, saya cuma dapat bayaran Rp 100 sampai Rp 200 ribu. Kalau menang bisa dapat uang Rp 500 ribu," ujarnya.

Sudirman (45), ayah Yusuf membenarkan apa yang diniatkan oleh putranya itu. Dia mengakui bahw anak nomor 8 dari 15 saudaranya itu sangat kuat memegang kendali sapi kerap.

"Anak saya ini memang kuat dan lihai saat jadi joki Karapan Sapi. Betul, uang bayarannya rencananya mau dia belikan sapi untuk saya dan untuk biaya sekolah" ujarnya.

Mengendalikan 2 ekor sapi dari kereta kayu dalam Karapan Sapi bukan pekerjaan mudah. Para bocah ini pun benar-benar menantang maut karena tidak jarang joki itu terjatuh.

Sebagaimana yang diakui oleh Yusuf, bocah joki bayaran lain bernama Muhammad Jefri Ardiansyah juga menyebutkan bahwa kuncinya adalah terus berlatih.

Jefri yang usianya baru 12 tahun mengaku sudah cukup sering menjadi juara dalam banyak perlombaan Karapan Sapi.

"Modalnya hanya dengan keberanian dan sering latihan. Karena saya harus bisa mengendalikan kecepatan dua sapi yang lari kencang," kata bocah warga Gamukmas, Jember tersebut.




(dpe/fat)


Hide Ads