Cerita Pedagang Kambing Pacitan Banjir Pesanan Jelang Idul Adha

Cerita Pedagang Kambing Pacitan Banjir Pesanan Jelang Idul Adha

Purwo Sumodiharjo - detikJatim
Selasa, 06 Jun 2023 03:00 WIB
pedagang kambing Pacitan
Pedagang kambing di Pacitan dapat berkah Idul Adha (Foto: Purwo Sumodiharjo)
Pacitan -

Tingginya permintaan hewan kurban menjadi berkah tersendiri bagi pedagang kambing di Pacitan. Terlebih makin banyak warga yang beralih dari sapi menyusul wabah LSD yang menyerang belakangan ini. Meski mengaku mendapat berkah, namun pedagang kambing mengaku prihatin atas penyakit yang mewabah.

"Rata-rata berpindah dari sapi ke kambing. Mungkin karena banyaknya penyakit pada sapi, " kata pedagang kambing, Supinardi Utomo (44), ditemui wartawan di kandang miliknya, Desa Candi, Kecamatan Pringkuku, Senin (5/6/2023).

Kendati Idul Adha masih cukup lama, namun lanjut Supinardi, pembeli yang datang padanya cukup banyak. Bahkan tiap hari rata-rata dirinya dapat menjual hingga 15 ekor. Angka itu naik 3 kali lipat dibanding Lebaran Haji sebelumnya dengan jumlah penjualan 5 ekor kambing per hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena waktu itu kan masih pandemi juga ya. Jadi kita jualnya model COD gitu, ndak ke pasar," tambah seniman dalang yang akrab dengan sapaan Supin.

"Tahun lalu rata -rata jual 5 - 10 ekor sehari," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Alasan pembelian kambing lebih awal oleh warga juga karena mereka khawatir harga beli makin melambung saat mendekati Idul Adha. Supin pun melakukan antisipasi. Antara lain dengan menyiapkan stok lebih banyak. Bahkan kandang yang dimilikinya tak lagi muat.

"Yang di kandang sini 50-an ekor. Sebagian lainnya saya titipkan di kandang milik saudara. Totalnya ya 100-an ekor," paparnya.

Hingga saat ini harga jual kambing dagangan Supin terbilang masih normal. Untuk kambing jantan berukuran sedang dibanderol Rp 2,5 juta sampai dengan Rp 3 juta. Bahkan untuk jenis tertentu dengan ukuran jumbo harganya bisa menembus Rp 5 juta.

"Tentu sesuai dengan usia maupun ukurannya ya. Makin besar ya makin mahal. kalau di sini sistemnya kekeluargaan. Jadi bisa tawar menawar juga," tambah Supin.

Seorang pembeli asal Kecamatan Arjosari, Muhammad Zainuri sengaja membeli kambing di kandang rumahan karena yakin akan perawatan ternaknya. Di sisi lain dirinya sudah mengenal baik si penjual. Lain halnya jika bertransaksi di pasar hewan di mana antara pembeli dan penjual tak saling kenal.

Amad, sapaan Muhammad Zainuri, memang jeli mengecek kesehatan ternak sebelum memutuskan membeli. Ini meliputi kesehatan badan, kulit, maupun kuku. Hal itu penting karena hewan yang akan digunakan untuk berkurban kondisinya harus benar-benar sehat.

"Istilahnya sudah langganan. Jadi kan tahu pemeliharaan tiap harinya seperti apa. Termasuk kebersihan kandangnya, pemberian vitamin, sampai dengan vaksinasinya," tutur Amad yang membeli 2 ekor kambing sekaligus.




(abq/iwd)


Hide Ads