Macet Saat Musim Giling Tebu, Pemkab Desak Pabrik Gula Perluas Kantong Parkir

Macet Saat Musim Giling Tebu, Pemkab Desak Pabrik Gula Perluas Kantong Parkir

Erliana Riady - detikJatim
Senin, 29 Mei 2023 19:18 WIB
Parkir Truk Tebu Blitar
Parkir truk muat tebu (Foto: Erliana Riady/detikJatim)
Blitar -

Musim giling tebu berimbas timbulnya kemacetan parah jalur utama Blitar-Malang. Pemkab Blitar meminta pabrik gula RMI memperluas lokasi kantong parkir sementara atau emplasemens.

Dalam rapat koordinasi persiapan giling tebu RMI 2023, Dishub Pemkab Blitar memberikan satu opsi sebagai solusi masalah ini. Yakni memperluas lokasi kantong parkir truk tebu, selagi mereka menunggu bisa masuk areal pabrik untuk bongkar muatan.

"Karena tidak mungkin saat ini dibuatkan jalan atau jalur khusus truk tebu menuju RMI. Jadi solusi yang bisa dilakukan sekarang adalah menambah luasan kantong parkir atau emplasemens," kata Kabid Manajemen Lalu Lintas Dishub Pemkab Blitar, Anjar Eko Juli Atmanto kepada detikJatim, Senin (29/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anjar menambahkan, truk-truk tebu sebaiknya diarahkan melalui satu pintu masuk utama. Yakni melalui Brongkos ke selatan. Agar bisa dimonitor jumlahnya untuk menentukan skema pengaturan arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan.

Karena selama ini, sopir truk tebu banyak yang mencari jalur sendiri dengan menerabas jalan desa. Seperti truk tebu dari wilayah timur belok pasar Kesamben ke selatan sampai Desa Jugo. Kemudian belok kiri tembus Pasar Binangun.

ADVERTISEMENT

Sementara yang dari wilayah barat banyak yang melintas melalui Kanigoro-Selopuro-Kedungwungu tembus Ngembul. Namun saat ini kedua jalan desa itu ditutup total oleh warga karena kondisinya menjadi rusak parah.

"Ada tiga akses masuk menuju pabrik RMI itu sekarang. Akses utama dari Utara melalui Brongkos, akses dari timur melalui Donomulyo-Wates-Binangun. Dan akses ketiga dari arah barat selatan Kademangan-Gunung Betet Lodoyo-Sukorejo-Panggungrejo-Binangun. Tapi ya tetap ada penumpukkan kalau tidak ada pengaturan oleh pos pantau pabrik," ungkapnya.

Menanggapi hal ini, Dirut RMI, Syukur Iwantoro memaparkan, proses bongkar muatan truk tebu membutuhkan waktu 6-7 menit per truk, sekali bongkar 6 truk bersamaan. RMI telah menyewa emplasemen parkir tunggu sementara di lokasi hutan Perhutani dengan kapasitas 300-400 truk. Emplasemen di sini, biasanya dipakai pada malam hari, karena load distribusi tebu terjadi pada malam hari.

"Sehingga untuk 1.200 truk perhari tidak masalah. Hanya masalahnya kapasitas giling RMI sulit untuk mencapai kapasitas giling maksimal yaitu 10.000 ton/ hari. Karena kalau kami naikkan kapasitas menjadi 10.000 ton/ hari, berarti frekuensi distribusi truk angkut tebu akan naik menjadi 1.500 truk/hari," ungkap Syukur.

Syukur menambahkan, masalahnya adalah karena truk yang diizinkan untuk jalan kelas 3 dan jembatan kelas B yang ada saat ini hanya diperbolehkan truk kecil (engkel) untuk angkut tebu.

Dari perhitungan ini, lanjut Syukur, bila kelas dan kualitas jalan dan jembatan dinaikkan, truk fuso dan gandeng bisa masuk untuk mengangkut tebu petani. Frekuensi truk bisa berkurang, kapasitas giling maksimal biaya angkut petani bisa ditekan lebih murah, dan pendapatan petani tebu lebih meningkat lagi.

"Kami bekerjasama dengan pihak-pihak terkait terus berusaha mengelola jalur distribusi tebu untuk mengurangi terjadinya kemacetan dalam kondisi sapras yang ada saat ini. Di antaranya dengan mengatur secara ketat pos-pos pantau yang ada di sentra produksi. Diantaranya dengan mempertimbangkan kemungkinan menambah emplasemens terutama di jalur selatan," pungkasnya.




(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads