Sederet Fakta Loyalitas Whisnu Sakti ke PDIP Meski Tak Dapat Rekom Megawati

Sederet Fakta Loyalitas Whisnu Sakti ke PDIP Meski Tak Dapat Rekom Megawati

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Senin, 29 Mei 2023 10:46 WIB
Whisnu Sakti Buana
Whisnu Sakti Buana saat ikut mendaftar sebagai bacaleg PDIP ke KPU (Foto: Deny Prastyo/detikJatim)
Surabaya -

Kepergian Whisnu Sakti Buana membawa kesedihan mendalam bagi PDI Perjuangan (PDIP) hingga seluruh warga Kota Surabaya. Mantan Wakil Wali Kota Surabaya ini telah berpulang usai terkena serangan jantung pada Sabtu (27/5) pukul 23.17 WIB.

Semasa hidup, pria yang sempat menjadi Wali Kota Surabaya itu dikenal sebagai politikus yang sangat loyal kepada PDIP. Masyarakat tentu ingat kesetiaan Whisnu pada partai berlambang banteng ini tampak jelas saat momen Pilwali 2020.

Berikut sederet fakta loyalitas Whisnu Sakti ke PDIP sebelum meninggal:

1. Megawati Tunjuk Eri timbang Whisnu di Pilwali 2020

Pada momen Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020, nama Whisnu santer terdengar sebagai sosok yang akan diusung PDIP menjadi calon wali kota. Whisnu juga cukup diperhitungkan karena telah mendampingi Risma sebagai Wakil Wali Kota Surabaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, rekom Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat itu jatuh kepada pasangan Eri Cahyadi-Armuji yang akhirnya memenangkan Pilwali. Pada akhirnya, Ketum PDIP Megawati lebih memilih Eri Cahyadi sebagai suksesor Risma.

Padahal saat itu, ada puluhan pendukung Whisnu di luar Kantor DPD PDIP Jatim. Mereka semangat dan optimis rekom Megawati akan turun ke Whisnu.

ADVERTISEMENT
loyalis whisnu sakti buana marah-marah di kantor dpd jatimKekecewaan loyalis Whisnu Sakti Buana di Kantor DPD PDIP Jatim Foto: Faiq Azmi

2. Pendukung Whisnu Kecewa

Keputusan itu sempat disambut kekecewaan kader PDIP pendukung Whisnu yang mengamuk di luar gedung DPD PDIP usai pengumuman rekomendasi pada 2 September 2020.

Keputusan PDIP waktu itu juga disambut kecewa kakak kandung Whisnu, Jagad Hariseno. Jagad langsung mengalihkan dukungan kepada Machfud Arifin-Mujiaman, lawan Eri-Armuji di Pilwali Surabaya.

3. Terima Kasih Megawati untuk Loyalitas Whisnu

Megawati sendiri sadar rekom untuk Eri-Armuji kala itu cukup sulit. Dia sadar betapa Whisnu sebagai anak politikus senior yang ikut membesarkan PDIP, Soetjipto Soedjono sangat loyal. Mega pun memberi pesan kepada Whisnu sesaat selepas rekom diputuskan.

"Di situ saya lihat Mas Whisnu, tolong hadirkan DPD (Jawa Timur)," ujar Megawati yang ditayangkan akun YouTube PDI Perjuangan, Rabu (2/9/2020). "Aku terima kasih banget loh sama Whisnu," sambung Megawati.

4. Megawati Hibur Whisnu Sampai Datangkan Bambang Pacul dan Djarot Saeful Hidayat

Megawati menghibur Whisnu dengan mengingatkannya kepada sosok sang ayah, Soetjipto Soedjono yang merupakan tokoh senior PDIP yang pernah menjadi sekjen partai dan juga pernah menjabat Wakil Ketua MPR.

"Aku tahu pasti kono (sana) yo kelingan (teringat) karo (pada) Pak Tjip (ayahanda Whisnu). Makanya kenapa saya sengaja suruh datangkan yang namanya Bambang Pacul dan Pak Djarot," kata dia.

Megawati menegaskan tidak membuang Whisnu. Dia ucapkan terima kasih karena Whisnu telah membantu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani dalam menjalankan tugas sebagai kepala daerah.

"Jangan ada yang bilang. Oh, Ibu Mega itu buang Whisnu, tidak. Nah ini saya berhadapan sama kamu (Whisnu)," ucap Megawati. "Tidak akan saya buang. Taat sebagai kader PDIP. Terima kasih atas selama ini membantu Mbak Risma. Nah, sekali lagi, terima kasih pada seluruhnya."

Bagaimana respons Whisnu saat itu? Baca di halaman selanjutnya!

5. Whisnu Legawa dengan Keputusan Partai

Namun, Whisnu justru mengaku legawa dengan keputusan partai. Dia tegaskan komitmennya untuk tetap mendukung Eri-Armuji di Pilwali Surabaya karena dia sadar sebagai kader harus tegak lurus pada keputusan ketua umum.

"Tentu kita sebagai kader partai tetap tegak lurus dengan keputusan ketua umum (Megawati Soekarnoputri)," kata Whisnu usai penyerahan rekomendasi gelombang V PDIP di Kantor DPD PDIP Jawa Timur, 2 September 2020.

Soal pendukungnya yang kecewa, Whisnu menanggapinya dengan sangat santai. Saat itu Whisnu siap untuk mengumpulkan kembali para pendukungnya yang kecewa agar tetap menerima keputusan partai.

"Untuk yang kecewa, ya tentu nanti kita kumpul lagi. Sama kayak semua kader PDIP akan tegak lurus dengan keputusan ketua umum," ujarnya kala itu.

Satgas Cakra Buana PDIP menggotong jenazah Whisnu Sakti Buana untuk dimakamkan di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (28/5/2023).  Almarhum Whisnu Sakti Buana merupakan mantan Wakil Wali Kota Surabaya masa jabatan 2014-2015 dan periode 2016-2020 mendampingi Tri Rismaharini, serta sempat menjadi Wali Kota Surabaya menggantikan Tri Rismaharini yang ditunjuk menjadi Menteri Sosial. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/rwa.Satgas Cakra Buana PDIP menggotong jenazah Whisnu Sakti Buana untuk dimakamkan di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (28/5/2023). Almarhum Whisnu Sakti Buana merupakan mantan Wakil Wali Kota Surabaya masa jabatan 2014-2015 dan periode 2016-2020 mendampingi Tri Rismaharini, serta sempat menjadi Wali Kota Surabaya menggantikan Tri Rismaharini yang ditunjuk menjadi Menteri Sosial. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/rwa. Foto: ANTARA FOTO/DIDIK SUHARTONO

6. Dikenal Politikus Urut Kacang

Tidak hanya loyal, Whisnu juga dikenal sebagai politikus yang meniti karier dari bawah meski dirinya merupakan anak politikus PDIP yang cukup berpengaruh. Sebagaimana istilah yang disampaikan oleh Plt Ketua DPD PDIP Jatim MH Said Abdullah, Whisnu adalah kader partai yang mengikuti jalur 'urut kacang.'

"Meskipun anak Pak Tjip, Dek Whisnu tetap setia pada garis organisasi untuk 'urut kacang' dalam karier organisasi di PDI Perjuangan. Demikian pula penugasannya sebagai pejabat publik di Kota Surabaya, Dek Whisnu ikut jalur 'urut kacang' dari anggota hingga Ketua DPRD Kota Surabaya, hingga Wakil Wali Kota dan Wali Kota Surabaya," katanya.

7. Kenangan Sosok Whisnu Sakti

Sementara soal kesahajaan Whisnu Sakti Buana, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memiliki kenangan yang masih melekat. Dia kisahkan kenangan yang menurutnya indah tentang sosok Whisnu Sakti yang masih menjabat Wakil Wali Kota Surabaya kemudian bertamu ke rumahnya.

"Satu kenangan terindah meskipun beliau adalah wakil wali kota. Beliau main ke rumah saya, duduk di teras sambil rokokan. Tidak mau duduk di kursi, tidak mau di ruang tamu, tapi di teras. Dan sifat beliau tidak pernah berubah sampai beliau menjadi Wali Kota Surabaya," ujarnya di TPU Keputih usai mengikuti proses pemakaman.

Kini Whisnu Sakti Buana yang juga cukup lama menjadi Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persebaya sejak 2004 hingga 2020 telah pergi. Kepergiannya turut membawa duka dalam pertandingan uji coba Persebaya vs Bali United yang digelar dalam rangka perayaan Hari Jadi Kota Surabaya ke-730.

"Semasa hidup almarhum telah banyak membantu kelancaran kegiatan Persebaya. Almarhum juga sempat menjabat Ketua Panpel saat Persebaya menjuarai Liga Indonesia musim 2004," kata Sekretaris Tim Persebaya Ram Surahman.

Halaman 2 dari 2
(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads