Whisnu Sakti Buana telah berpulang karena serangan jantung pada Sabtu (27/5) malam pukul 23.17 WIB. Mantan Wakil Wali Kota yang sempat menjadi Wali Kota Surabaya itu dikenal sebagai politisi yang sangat loyal kepada PDI Perjuangan (PDIP).
Loyalitas Whisnu teruji di momen Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020. Rekom Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat itu jatuh kepada pasangan Eri Cahyadi-Armuji yang akhirnya memenangkan Pilwali. Padahal, saat itu Whisnu cukup diperhitungkan karena telah mendampingi Risma sebagai Wakil Wali Kota Surabaya.
Pada akhirnya Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri lebih memilih Eri Cahyadi sebagai suksesor Risma. Keputusan itu sempat disambut kekecewaan kader PDIP pendukung Whisnu yang mengamuk di luar gedung DPD PDIP usai pengumuman rekomendasi pada 2 September 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan PDIP waktu itu juga disambut kecewa kakak kandung Whisnu, Jagad Hariseno. Jagad langsung mengalihkan dukungan kepada Machfud Arifin-Mujiaman, lawan Eri-Armuji di Pilwali Surabaya.
Megawati sendiri sadar rekom untuk Eri-Armuji kala itu cukup sulit. Dia sadar betapa Whisnu sebagai anak politikus senior yang ikut membesarkan PDIP, Soetjipto Soedjono sangat loyal. Mega pun memberi pesan kepada Whisnu sesaat selepas rekom diputuskan.
"Di situ saya lihat Mas Whisnu, tolong hadirkan DPD (Jawa Timur)," ujar Megawati yang ditayangkan akun YouTube PDI Perjuangan, Rabu (2/9/2020). "Aku terima kasih banget loh sama Whisnu," sambung Megawati.
![]() |
Megawati menghibur Whisnu dengan mengingatkannya kepada sosok sang ayah, Soetjipto Soedjono yang merupakan tokoh senior PDIP yang pernah menjadi sekjen partai dan juga pernah menjabat Wakil Ketua MPR.
"Aku tahu pasti kono (sana) yo kelingan (teringat) karo (pada) Pak Tjip (ayahanda Whisnu). Makanya kenapa saya sengaja suruh datangkan yang namanya Bambang Pacul dan Pak Djarot," kata dia.
Megawati menegaskan tidak membuang Whisnu. Dia ucapkan terima kasih karena Whisnu telah membantu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani dalam menjalankan tugas sebagai kepala daerah.
"Jangan ada yang bilang. Oh, Ibu Mega itu buang Whisnu, tidak. Nah ini saya berhadapan sama kamu (Whisnu)," ucap Megawati. "Tidak akan saya buang. Taat sebagai kader PDIP. Terima kasih atas selama ini membantu Mbak Risma. Nah, sekali lagi, terima kasih pada seluruhnya."
Bagaimana respons Whisnu saat itu? Dia mengaku legawa dengan keputusan partai. Dia tegaskan komitmennya untuk tetap mendukung Eri-Armuji di Pilwali Surabaya karena dia sadar sebagai kader harus tegak lurus pada keputusan ketua umum.
"Tentu kita sebagai kader partai tetap tegak lurus dengan keputusan ketua umum (Megawati Soekarnoputri)," kata Whisnu usai penyerahan rekomendasi gelombang V PDIP di Kantor DPD PDIP Jawa Timur, 2 September 2020.
Soal pendukungnya yang kecewa, Whisnu menanggapinya dengan sangat santai. Saat itu Whisnu siap untuk mengumpulkan kembali para pendukungnya yang kecewa agar tetap menerima keputusan partai.
"Untuk yang kecewa, ya tentu nanti kita kumpul lagi. Sama kayak semua kader PDIP akan tegak lurus dengan keputusan ketua umum," ujarnya kala itu.
Sosok politikus yang sabar meniti karier politik urut kacang dan bersahaja itu telah berpulang. Baca di halaman selanjutnya.