Mangkatnya Whisnu Sakti Buana Loyalis PDIP yang Legawa Tak Dipilih Megawati

Round Up

Mangkatnya Whisnu Sakti Buana Loyalis PDIP yang Legawa Tak Dipilih Megawati

Denza Perdana - detikJatim
Senin, 29 Mei 2023 07:30 WIB
Satgas Cakra Buana PDIP menggotong jenazah Whisnu Sakti Buana untuk dimakamkan di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (28/5/2023).  Almarhum Whisnu Sakti Buana merupakan mantan Wakil Wali Kota Surabaya masa jabatan 2014-2015 dan periode 2016-2020 mendampingi Tri Rismaharini, serta sempat menjadi Wali Kota Surabaya menggantikan Tri Rismaharini yang ditunjuk menjadi Menteri Sosial. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/rwa.
Jenazah Whisnu Sakti Buana diangkut ke ambulans bergambar dirinya. (Foto: ANTARA FOTO/DIDIK SUHARTONO)
Surabaya -

Whisnu Sakti Buana telah berpulang karena serangan jantung pada Sabtu (27/5) malam pukul 23.17 WIB. Mantan Wakil Wali Kota yang sempat menjadi Wali Kota Surabaya itu dikenal sebagai politisi yang sangat loyal kepada PDI Perjuangan (PDIP).

Loyalitas Whisnu teruji di momen Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020. Rekom Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat itu jatuh kepada pasangan Eri Cahyadi-Armuji yang akhirnya memenangkan Pilwali. Padahal, saat itu Whisnu cukup diperhitungkan karena telah mendampingi Risma sebagai Wakil Wali Kota Surabaya.

Pada akhirnya Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri lebih memilih Eri Cahyadi sebagai suksesor Risma. Keputusan itu sempat disambut kekecewaan kader PDIP pendukung Whisnu yang mengamuk di luar gedung DPD PDIP usai pengumuman rekomendasi pada 2 September 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan PDIP waktu itu juga disambut kecewa kakak kandung Whisnu, Jagad Hariseno. Jagad langsung mengalihkan dukungan kepada Machfud Arifin-Mujiaman, lawan Eri-Armuji di Pilwali Surabaya.

Megawati sendiri sadar rekom untuk Eri-Armuji kala itu cukup sulit. Dia sadar betapa Whisnu sebagai anak politikus senior yang ikut membesarkan PDIP, Soetjipto Soedjono sangat loyal. Mega pun memberi pesan kepada Whisnu sesaat selepas rekom diputuskan.

ADVERTISEMENT

"Di situ saya lihat Mas Whisnu, tolong hadirkan DPD (Jawa Timur)," ujar Megawati yang ditayangkan akun YouTube PDI Perjuangan, Rabu (2/9/2020). "Aku terima kasih banget loh sama Whisnu," sambung Megawati.

Satgas Cakra Buana PDIP menggotong jenazah Whisnu Sakti Buana untuk dimakamkan di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (28/5/2023).  Almarhum Whisnu Sakti Buana merupakan mantan Wakil Wali Kota Surabaya masa jabatan 2014-2015 dan periode 2016-2020 mendampingi Tri Rismaharini, serta sempat menjadi Wali Kota Surabaya menggantikan Tri Rismaharini yang ditunjuk menjadi Menteri Sosial. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/rwa.Satgas Cakra Buana PDIP menggotong jenazah Whisnu Sakti Buana untuk dimakamkan di TPU Keputih Surabaya. (Foto: ANTARA FOTO/DIDIK SUHARTONO)

Megawati menghibur Whisnu dengan mengingatkannya kepada sosok sang ayah, Soetjipto Soedjono yang merupakan tokoh senior PDIP yang pernah menjadi sekjen partai dan juga pernah menjabat Wakil Ketua MPR.

"Aku tahu pasti kono (sana) yo kelingan (teringat) karo (pada) Pak Tjip (ayahanda Whisnu). Makanya kenapa saya sengaja suruh datangkan yang namanya Bambang Pacul dan Pak Djarot," kata dia.

Megawati menegaskan tidak membuang Whisnu. Dia ucapkan terima kasih karena Whisnu telah membantu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani dalam menjalankan tugas sebagai kepala daerah.

"Jangan ada yang bilang. Oh, Ibu Mega itu buang Whisnu, tidak. Nah ini saya berhadapan sama kamu (Whisnu)," ucap Megawati. "Tidak akan saya buang. Taat sebagai kader PDIP. Terima kasih atas selama ini membantu Mbak Risma. Nah, sekali lagi, terima kasih pada seluruhnya."

Bagaimana respons Whisnu saat itu? Dia mengaku legawa dengan keputusan partai. Dia tegaskan komitmennya untuk tetap mendukung Eri-Armuji di Pilwali Surabaya karena dia sadar sebagai kader harus tegak lurus pada keputusan ketua umum.

"Tentu kita sebagai kader partai tetap tegak lurus dengan keputusan ketua umum (Megawati Soekarnoputri)," kata Whisnu usai penyerahan rekomendasi gelombang V PDIP di Kantor DPD PDIP Jawa Timur, 2 September 2020.

Soal pendukungnya yang kecewa, Whisnu menanggapinya dengan sangat santai. Saat itu Whisnu siap untuk mengumpulkan kembali para pendukungnya yang kecewa agar tetap menerima keputusan partai.

"Untuk yang kecewa, ya tentu nanti kita kumpul lagi. Sama kayak semua kader PDIP akan tegak lurus dengan keputusan ketua umum," ujarnya kala itu.

Sosok politikus yang sabar meniti karier politik urut kacang dan bersahaja itu telah berpulang. Baca di halaman selanjutnya.

Tidak hanya loyal, Whisnu juga dikenal sebagai politisi yang meniti karier dari bawah meski dirinya merupakan anak politisi PDIP yang cukup berpengaruh. Sebagaimana istilah yang disampaikan oleh Plt Ketua DPD PDIP Jatim MH Said Abdullah, Whisnu adalah kader partai yang mengikuti jalur 'urut kacang.'

"Meskipun anak Pak Tjip, Dek Whisnu tetap setia pada garis organisasi untuk 'urut kacang' dalam karier organisasi di PDI Perjuangan. Demikian pula penugasannya sebagai pejabat publik di Kota Surabaya, Dek Whisnu ikut jalur 'urut kacang' dari anggota hingga Ketua DPRD Kota Surabaya, hingga Wakil Wali Kota dan Wali Kota Surabaya," katanya.

Sementara soal kesahajaan Whisnu Sakti Buana, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memiliki kenangan yang masih melekat. Dia kisahkan kenangan yang menurutnya indah tentang sosok Whisnu Sakti yang masih menjabat Wakil Wali Kota Surabaya kemudian bertamu ke rumahnya.

"Satu kenangan terindah meskipun beliau adalah wakil wali kota. Beliau main ke rumah saya, duduk di teras sambil rokokan. Tidak mau duduk di kursi, tidak mau di ruang tamu, tapi di teras. Dan sifat beliau tidak pernah berubah sampai beliau menjadi Wali Kota Surabaya," ujarnya di TPU Keputih usai mengikuti proses pemakaman.

Karena itu juga Eri menegaskan bahwa sosok Whisnu Sakti layak menjadi panutan. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari sosok Whisnu. Salah satunya tentang bagaimana Whisnu bisa menempatkan dirinya di mana pun dia berada, tidak pernah memandang derajat siapa pun jabatannya, dan mengutamakan rasa persaudaraan.

Kini Whisnu Sakti Buana yang juga cukup lama menjadi Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persebaya sejak 2004 hingga 2020 telah pergi. Kepergiannya turut membawa duka dalam pertandingan uji coba Persebaya vs Bali United yang digelar dalam rangka perayaan Hari Jadi Kota Surabaya ke-730.

"Semasa hidup almarhum telah banyak membantu kelancaran kegiatan Persebaya. Almarhum juga sempat menjabat Ketua Panpel saat Persebaya menjuarai Liga Indonesia musim 2004," kata Sekretaris Tim Persebaya Ram Surahman.



Hide Ads