Keributan yang terjadi memicu aksi pelemparan batu hingga perusakan sejumlah rumah warga oleh kelompok mahasiswa. Situasi saat ini bisa kondusif setelah aparat kepolisian datang ke lokasi.
Berikut Fakta-fakta Mahasiswa Serang Rumah Warga di Malang:
1. 5 Rumah Warga Rusak gegara Dilempar Batu
Sebanyak 5 rumah di RT03/RW05 Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, rusak buntut keributan antara warga dengan mahasiswa. Bagian kaca jendela rumah pecah diduga terkena lemparan batu.
Tak terlihat satu pun penghuni rumah-rumah yang mengalami kerusakan itu. Di teras rumah, masih tampak berserakan sepatu, sandal hingga pot bunga.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan gesekan antara warga dengan mahasiswa terjadi pada Jumat (26/5/2023) petang atau menjelang salat magrib.
2. Keributan Berawal Suara Bising Alunan Musik dari Kos Mahasiswa
Keributan ini berawal dari suara bising dari alunan musik yang berasal dari rumah kos mahasiswa. Warga yang merasa terganggu, kemudian menegur agar suara musik dikecilkan. Namun, teguran warga justru memicu terjadinya ketegangan.
Warga yang merasa terganggu dengan aktivitas mereka kemudian menegur dengan maksud menghargai masyarakat yang hendak ibadah. Para mahasiswa itu juga disebut tengah dalam pengaruh minuman beralkohol.
"Sekitar Magrib, suara berguraunya kencang sehingga kemudian ditegur oleh warga. Dibilangi 'Hey Mas mau Magrib jangan kencang-kencang kalau guyon'," ujar Kapolsek Lowokwaru AKP Anton Widodo saat dikonfirmasi, Sabtu (27/5/2023).
3. Teguran Itu Tidak Dihiraukan Mahasiswa
Teguran warga ternyata tidak dihiraukan oleh para mahasiwa yang ngekos di wilayah tersebut. Bahkan, mereka tidak terima dengan perlakuan tersebut.
"Tidak dihiraukan, akhirnya warga ngomong ke orang-orang kampung lainnya kalau diperingatkan enggak terima," beber Anton.
Ketegangan mulai terjadi, dan warga melihat ada dari salah satu mahasiswa yang membawa senjata tajam (sajam). Mahasiswa itu pun diamankan dan mengikatnya dengan tali rafia.
"Dari anak-anak itu ada salah satu bawa sajam, akhirnya sama warga diamankan sajam itu, anak ini informasinya diikat sama tali rafia," terangnya.
4. Diduga Mahasiswa Bawa Sajam Dapat Perlakuan Penganiayaan Fisik
Diduga mahasiswa yang membawa sajam diamankan dan mendapat perlakuan mengarah kepada penganiayaan fisik. Namun, polisi masih mendalami kebenaran dari dugaan tersebut.
"Kalau melihat reaksi dari korban iya, dan sudah melapor. Dan ada bekas luka yang sudah divisum," beber Anton.
Selang beberapa waktu kemudian, lanjut Anton, mahasiswa yang diamankan berhasil kabur dan selanjutnya meminta bantuan rekan-rekannya, karena telah mendapatkan perlakuan kasar dari warga.
5. Mahasiswa Datang ke Kos Bawa Puluhan Rekannya
Puncaknya, salah satu mahasiswa diamankan warga, namun berhasil lolos. Rupanya dia datang bersama puluhan rekannya. Tujuannya melakukan balasan.
Para mahasiswa itu kemudian mencari pelaku yang mengikat temannya. Namun, karena belum ketemu dengan pelaku, para mahasiswa melampiaskannya dengan merusak rumah warga.
Mereka menyerang rumah penduduk yang jaraknya sekitar 150 meter dari kosannya. Keributan ini pun sempat membawa trauma bagi warga setempat. Mereka menginginkan agar peristiwa yang terjadi tidak terulang kembali.
"Kemudian bisa lari anak itu ke teman-temannya kalau dia diperlakukan begitu, mereka cari orang yang mengikat temannya. Nah, itu belum ketemu sama pelakunya, belum ketemu sama anak yang ikat ini sudah marah duluan, rumahnya warga dirusak," katanya.
6. Ketegangan Warga dan Mahasiswa Dapat Diredam Saat Polisi Datang
Sebelum situasi semakin parah, personel kepolisian dari Polsek Lowokwaru dan Polresta Malang Kota datang ke lokasi.
Setelah situasi berhasil diredam, polisi menyarankan ke pihak mahasiswa untuk melapor atas dugaan perlakuan kasar yang dilakukan warga.
7. Warga dan Mahasiswa Saling Lapor
Baik warga dan mahasiswa saling melapor. Warga melaporkan adanya perusakan rumah oleh kelompok mahasiswa tersebut.
Sejauh ini, polisi masih menggali keterangan dari saksi maupun korban. Belum ada mahasiswa maupun warga yang diamankan. Selain itu, tidak ada warga yang mengalami luka dalam peristiwa tersebut.
8. Polisi Imbau Warga dan Mahasiswa Jaga Kondusivitas Kota Malang
Polisi memberikan pemahaman kepada warga dan mahasiswa saling menjaga kondusifitas wilayah Kota Malang.
"Kita sama-sama memberikan pemahaman kepada mereka, artinya kepada kelompok anak-anak yang ngekos disitu, kan mereka ini tamu. Mereka (mahasiswa) tujuannya sekolah, jadilah tamu yang baik," terang Anton.
"Warga pun sama, artinya dengan mahasiswa datang ke tempatnya, juga untuk kos, sama-sama paham hukum, ketika ada permasalahan jangan berbuat sendiri," pungkasnya.
(dpe/fat)