Wali Kota Eri Cahyadi buka suara soal Surabaya tidak terpilih jadi Smart City. Eri mengaku tak tahu seperti apa kriteria dan kapan penilaiannya.
"Jadi kota Smart City yang dari Kementerian itu Surabaya Bandung Jakarta, tapi sekarang yang masuk Jakarta, Medan Makassar. Kita juga gak tahu kriterianya apa. Kita juga gak ada tahu yang dinilai apa, wong juga gak pernah ada turun untuk menanyakan di sini," kata Eri kepada wartawan di Balai Pemuda, Sabtu (27/5/2023).
Meski tak terpilih sebagai Smart City, Eri tak mempermasalahkannya. Sebab tujuannya menjadi wali kota bukan penghargaan itu, namun membahagiakan warganya.
"Mau masuk Smart City itu bukan tujuan hidup saya, tujuan hidup saya ketika menjadi wali kota itu bisa membahagiakan warga Kota Surabaya menggunakan digitalisasi. Sehingga memotong mata rantai," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eri juga tidak akan menanyakan terkait penjurian dan kategori Smart City kepada pihak penyelenggara. Sebaliknya, ia justru senang jika semua kota nantinya akan bergiliran berpredikat sebagai Smart City.
"Mau surveinya di Surabaya, di Makasar, sama saja. Surabaya tidak masuk, tapi apakah kita menanyakan, tidak. tapi biarlah berjalan dengan sendirinya dan bisa dilihat nanti," ujarnya.
"Yang mengarahkan ke daerah mana juga kita tidak tau. Kalau saya, biarkanlah semua daerah bisa bergantian, sehingga menunjukkan Indonesia ini semuanya adalah smart city jadi pelayananya bagus, sehingga saya tidak ingin menunjukkan persaingan," ujarnya.
"Tapi bagaimana saling mendukung satu dan lainnya. Itu kebanggaan juga. Ketika Makasar, Medan, mungkin suatu saat kemana, kalau terus-terusan nang kunu (di satu tempat) gak asik juga," pungkasnya.
(abq/iwd)