.webp)
Keberadaan bangkai pesawat yang hingga kini masih berada di bibir pantai mendapat perhatian nelayan. Mereka berharap agar segera ada kepastian terkait bangkai pesawat tersebut.
Sekretaris DPC HNSI Lamongan Ma'mun Murod mengatakan, pihaknya bersama nelayan Weru lainnya berharap ada kejelasan terkait bangkai pesawat tersebut. Kejelasan tersebut, kata Ma'mun, terkait apakah ada nilai sejarahnya atau tidak.
"Kami berharap agar segera ada kejelasan apakah bangkai pesawat ini ada nilai sejarahnya atau tidak, biar bangkai pesawat ini tidak terkatung-katung di sini terlalu lama," kata Ma'mun kepada wartawan, Sabtu (27/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejelasan status bangkai pesawat itu, menurut Ma'mun, berkaitan dengan banyaknya warga yang penasaran dan melihat bangkai pesawat tersebut sehingga nelayan khawatir akan ada bagian dari bangkai pesawat yang hilang.
Selain itu, tutur Ma'mun, kondisi air laut saat ini juga terus pasang atau naik. Sehingga nelayan juga khawatir bangkai pesawat tersebut akan terseret kembali ke laut.
"Banyak yang datang untuk melihat sehingga kami khawatir nanti akan ada bagian yang hilang. Kondisi air laut juga semakin hari semakin pasang sehingga kami juga takut nanti bangkai pesawat tersebut akan terbawa kembali ke laut," ujarnya.
Ma'mun juga mengakui sejumlah pihak terkait juga sudah datang ke lokasi dimana bangkai pesawat tersebut berada. Antara lain dari pemerintah kecamatan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan, Polairud, TNI AD hingga TNI AU.
"Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) beberapa hari lalu juga sudah datang untuk melihat bangkai pesawat tersebut dan berkeinginan untuk membeli bangkai pesawat tersebut sebagai bahan penelitian akademik," jelasnya.
Misteri bangkai pesawat yang ditemukan nelayan Desa Weru, Kecamatan Paciran tersebut sedikit terkuak. Pesawat tersebut disebut merupakan jenis pengebom Martin 166 WH-3 milik Angkatan Udara Kerajaan Belanda.
Bangkai pesawat pengebom Martin 166 WH-3 yang ditemukan nelayan Desa Weru, Kecamatan Paciran, Minggu (21/5). Saat ini benda bagian sayap itu diberi garis polisi.
"Berdasarkan laporan ini, dugaan saya, bahwa yang ditemukan tersebut adalah pesawat Martin 166 WH-3 nomor M-555 milik ML - KNIL (Militaire Luchtvaart Koninklijk Nederlands Indisch Leger)," kata Zaki Yamani, Pegiat Sejarah Begandring Surabaia.
Menurut Zaki, pesawat ini tercatat jatuh pada 23 Desember 1941. Saat itu, pesawat memuat 4 kru itu yang hendak berangkat dari Singkawang menuju Palembang.
(abq/iwd)
