5 Hari setelah ditemukan, bangkai pesawat pengebom Martin 166 WH-3 milik kerajaan Belanda, masih teronggok di pinggir pantai Lamongan. Di sekitar pesawat tepatnya di Desa Weru Kecamatan Paciran, dipasang garis police.
Garis police ini baru dipasang Kamis (25/5/2023). Beberapa warga menyebut beberapa kali tampak orang datang ke lokasi. Mereka datang secara berkelompok.
"Kapan hari ada yang datang ke sini, kepalanya plontos. Tapi nggak ada yang berani tanya dari mana," jelas
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zaki Yamani, Pegiat Sejarah Begandring mengatakan pesawat ini tercatat jatuh 23 Desember 1941.
"Pesawat ini terbang dari Singkawang dengan tujuan Palembang yang hilang pada 23 Desember 1941 diperkirakan jatuh di laut Jawa," ujar Zaki.
Meski begitu misteri penyebab jatuh dan hilangnya pesawat masih jadi tanda tanya. Sebab dalam data yang disebutkan tidak memuat penyebab pesawat jatuh dan hilang.
"Sebab hilangnya pesawat ini tidak diketahui, apakah faktor cuaca, kesalahan manusia, kerusakan mesin, sebab lain dan atau disergap oleh pesawat Jepang, masih misteri," jelasnya.
Menurut Zaki, dari data yang diperoleh, pesawat pengebom Martin saat itu memuat 4 orang kru. Keempatnya ini terdiri dari 2 pilot, seorang navigator dan bagian radio yang juga dinyatakan hilang.
"Pesawat ini hilang di Laut Jawa dengan 4 orang krunya. Sebenarnya ada 3 kru pesawat Martin ini. Kenapa ada 4 kemungkinan karena jaraknya jauh jadi membawa pilot cadangan. Jadi 2 pilot, 1 navigator dan satu bagian radio," kata Zaki kepada detikJatim.
Meski demikian, Zaki mengaku belum mengetahui pasti dugaan pesawat jatuh di Laut Jawa. Padahal saat itu, pesawat ini dari data rute berangkat dari Singkawang menuju Palembang.
"Ini pesawatnya kalau menurut data yang pesawat hilang terbang dari Singkawang menuju ke Palembang. Nah tapi kok jatuh di Laut Jawa? Ini masih misteri," jelas Zaki.
"Kenapa dia memutar melewati Laut Jawa? Kenapa gak mengambil garis lurus? Karena Singkawang dan Palembang kan tidak melewati Laut Jawa. Apa karena faktor cuaca atau faktor menghindari pesawat Jepang," imbuh Zaki.
Dari pantauan detikJatim, bangkai pesawat tempur itu ditemukan hanya satu potong bagian. Saat ditemukan bangkai pesawat tempur, tidak ada tanda atau jenis pesawat. Kondisi bangkai pesawat tempur berkarat dan banyak mengelupas di bagian kulit. Selain itu tampak bagian depan hingga tengah atau kokpit serta sayap.
Pesawat ditemukan nelayan saat menjaring ikan, Minggu (21/5/2023) di kedalaman laut 30 meter atau 14 mil dari daratan. Dikira mendapat ikan besar, sang nelayan membawa hasil tangkapan itu pulang. Namun di tengah perjalanan, solar sang nelayan habis.
Lantas dirinya pulang dan mengajak teman-temannya turut membantu mengevakuasi. Penemuan pesawat tempur itu akhirnya dilaporkan ke dinas terkait.
(dpe/fat)