Pasangan suami istri di Ponorogo Darni dan Mesiyah akhirnya bisa berangkat haji tahun ini. Keduanya telah menabung bertahun-tahun dari hasil berjualan sate untuk menjadi tamu Allah.
Warga Jalan Barito, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Ponorogo ini mengaku sudah daftar haji sejak 2011 lalu. Namun, keduanya tak mendaftar bersamaan.
"Daftar hajinya tidak bareng, suami 2011 dan saya 2015," tutur Mesiyah kepada wartawan, Kamis (25/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan 53 tahun itu tidak menyangka dia bisa berangkat haji berpasangan dengan suaminya, meskipun daftar hajinya selang 4 tahun. Dia tak henti-hentinya bersyukur bisa berangkat haji tahun ini.
"Dulu kan tidak daftar bareng sama suami karena uangnya tidak ada, terus selang 4 tahun saya bisa daftar haji. Dan waktu satu setengah tahun, dimudahkan oleh Allah untuk melunasi," jelas Mesiyah.
Ibu empat anak ini mengaku dia bersama suami bekerja sebagai penjual sate sejak tahun 1999. Dari hasil berjualan sate itu lah, keduanya berhasil melunasi biaya haji.
"Awalnya ya tidak mengira bisa membayar biaya haji, karena kan anaknya banyak ada empat. Jadi biasanya uangnya untuk biaya hidup dan sekolah anak-anak. Tapi, alhamdulillah sekarang biaya haji sudah lunas dan bisa berangkat," ujar Mesiyah.
Menurutnya, biaya ibadah haji ini ia kumpulkan dari hasil menabung berjualan sate ayam. Setiap hari, dia dan suami menjual sate dari 15 ekor ayam. Sejak pagi buta, ia membeli dan memotong daging ayam serta mengolahnya hingga ditusuk. Kemudian, ia menyiapkan bumbu dan lanjut berjualan.
"Setiap hari jalan 5 kilometer ke warung kami untuk jualan, hasil jualan rutin saya tabung ke bank. Tidak dipatok besaran berapa, pokoknya kalau ada sisa uang langsung ditabung," papar Mesiyah.
Kebiasaan menabung ini lah yang rutin Mesiyah terapkan. Setiap hari, dia tetap menabung meski saat ini tabungan hajinya sudah lunas. Sebab, setiap hari ada petugas bank Syariah yang berkeliling dan mengambil uang tabungan dari Mesiyah.
"Saya rutinkan menabung, seadanya uang ya ditabung. Untuk keperluan sehari-hari, sekolah dan kuliah anak," imbuh Mesiyah.
Mesiyah menuturkan, sebenarnya suaminya mendapat jatah berangkat haji di tahun 2020. Namun karena ada pandemi COVID-19, suaminya batal berangkat. Tahun 2021 tidak ada pemberangkatan haji sama sekali. Hal ini menjadi berkah karena ia akhirnya bisa berangkat bersama suaminya.
"Tahun 2022 ada pemberangkatan tapi dibatasi. Tahun 2023, jatah tahun 2020 bisa berangkat bahkan ada pasangan dan juga pendamping untuk lansia agar bisa berangkat bersama," pungkas Mesiyah.
(hil/iwd)