.webp)
Mahasiswa Vokasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Keanu Abinuno Wattimena diterima di University College London (UCL). Diketahui, UCL merupakan kampus para personel Coldplay.
Kampus ini merupakan tempat vokalis Chris Martin, drummer Will Champion, bassist Guy Berryman dan gitaris Jonny Buckland bertemu dan mendirikan Coldplay. Mahasiswa D-4 Desain Grafis, Fakultas Vokasi ini lolos program IISMA hingga diterima di UCL.
Untuk bisa diterima di UCL, Keanu harus bersaing dengan 12.704 mahasiswa lainnya. Ia pun menjadi salah satu mahasiswa yang beruntung. Nantinya, Keanu akan belajar di UCL selama satu semester dan berangkat pada 26 Juni 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahasiswa asal Mojokerto ini memang bercita-cita ingin kuliah di luar negeri. Ketika memiliki peluang, Keanu langsung daftar program IISMA.
"Karena ada keinginan itu lah, saya belajar memantaskan diri sesuai yang disyaratkan. Bahasa Inggris saya pelajari dan terus saya dalami. Ikut tes berkali-kali, termasuk tes duolingo," kata Keanu, Rabu (24/5/2023).
Persiapannya pun tak selalu berjalan mulus. Meskipun ia memiliki skor duolingo yang bagus, ternyata kampus yang dituju hanya menerima hasil tes IELTS. Hal ini justru memicunya untuk belajar dan ikut tes IELTS berkali-kali sampai skornya memuaskan.
"Mau putus asa sih bisa saja. Namun, saya memilih tancap gas. Saya harus semangat, karena tak ingin mengecewakan orang terdekat, termasuk tante saya yang bantu mendanai. Motivasi dari orang terdekat yang membuat saya harus lolos IISMA," ceritanya.
Alasan Keanu memilih UCL, karena faktor kebesaran nama dan reputasi akademi tersebut di internasional. Alumninya juga termasuk publik figur.
"Saya ke Inggris juga terinspirasi sosok Sherlock Holmes, tokoh detektif fiktif, London. Saya akan berada di sana Juni sampai Desember 2023 dan belajar tentang multimedia production karena relate dengan prodi saya. Nanti juga termasuk akan eksplor berbagai unggulan lainnya termasuk aspek budaya," jelasnya.
Keanu menyadari banyak yang tak seberuntung dirinya. Maka dari itu, ia membagikan pengalamannya menulis esai sebagai syarat program IISMA. Seperti tidak boleh dibuat lebai, tetapi benar-benar harus jujur. Bila dilebih-lebihkan, bisa mengalami kesulitan sendiri.
"Jawab saja sesuai dengan kenyataan dan menggunakan bahasa yang sopan. Itulah yang saya lakukan yaitu menuliskan apa yang menjadi tujuan dan akan dilakukan selama di sana. Sekali lagi, selain esai, tentu bahasa Inggris penting bangat dipersiapkan jauh-jauh hari," pungkasnya.
(hil/fat)
