Sebuah bangkai pesawat tempur ditemukan nelayan Desa Weru, Kecamatan Paciran saat melaut. Begini detik-detik bangkai pesawat yang diduga sisa Perang Dunia 2 itu.
Penemuan bangkai pesawat ini bermula saat Miftah pemilik perahu bersama 4 anak buahnya pergi melaut pada Minggu (21/5) sekitar pukul 3.00 WIB.
Setiba di jarak 12 mil dari daratan, mereka kemudian menebar jaring untuk menangkap ikan. Namun saat hendak diangkat jaring tersebut rupanya tersangkut sesuatu di kedalaman 30 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, Mifta dan anak buahnya belum menyadari benda yang tersangkut di jaring adalah bangkai kapal. Meski demikian, mereka akhirnya membawa bangkai tersebut ke pinggir.
Namun saat di lokasi jarak 2 mil dari daratan, perahu Miftah ini kehabisan solar. Akibatnya, Miftaf tak bisa melanjutkan mengevakuasi bangkai tersebut.
Bangkai tersebut kemudian ditinggalkan di lokasi terakhir ditandai sebuah umbal atau benda yang mengapung. Sedangkan Mifta dan anak buahnya kembali pulang.
Sesampai di rumah, Mifta kemudian menceritakan penemuannya itu nelayan lainnya. Ia kemudian meminta bantuan nelayan yang lain untuk ikut mengevakuasi.
Pada Senin (22/5) Miftah dan sejumlah nelayan kemudian kembali mendatangi lokasi bangkai tersebut yang ditinggalkan. Ia bersama perahu nelayan yang lain sekitar pukul 9.00 WIB bersama-sama mengevakuasi bangkai tersebut.
Saat tiba di bibir pantai, nelayan baru menyadari bahwa bangkai yang diangkut merupakan pesawat tempur. Bangkai tersebut satu potong bagian tengah dan sayap pesawat.
"Saat ditemukan, kondisi pesawat sudah tak utuh, ditemukan Minggu lalu sehari setelahnya bangkai itu baru bisa dibawa menepi dan ditarik ke daratan oleh warga nelayan," kata Sekretaris DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lamongan Ma'mun Murod, Selasa (23/5/2023).
(abq/fat)