Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya menggandeng polisi dan psikolog Unair untuk memberi motivasi ke para pelajar di Kota Pahlawan. Ini setelah maraknya kasus pelecehan seksual, pemerkosaan hingga pembunuhan dengan korban para pelajar.
Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh mengatakan pihaknya ingin menguatkan psikolog para siswa. Dimana guru diminta lebih peka terhadap perubahan perilaku anak didik, kemudian segera memberi pendampingan psikologi jika mengalami gangguan kesehatan mental.
"Kami sudah berkomunikasi dengan Polrestabes, kita kuatkan guru agama dan BK agar lebih sensitif pada perubahan fisik anak. Contohnya anak kok diam saja, psikologinya gimana, pendampingan. Saat istirahat terus dipantau. Harapannya anak-anak tetap pada hal positif," kata Yusuf saat dihubungi detikJatim, Minggu (14/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar siswa taat hukum, tidak harus diberikan materi tentang pasal-pasal yang bisa menjerat. Tetapi bisa melalui teori dan implementasi hukum yang berlaku.
YUsuf menambahkan pada tahun ajaran baru pihaknya bakal menyiapkan modul Keremajaan Putri. Tapi di dalamnya juga ada laki-laki, mereka diajarkan perihal kekerasan hingga pelecehan.
"Seperti anatomi tubuh, mana yang membuat wanita sensitif. Anak biar tahu. Lalu mana etika yang harus dijaga misalnya di pelajaran PPKN. Bagaimana syariat menutup aurat agar tidak menarik perhatian orang (ke hal negatif) diintegrasikan di Agama. Kita siapkan itu," jelasnya.
Nantinya Polrestabes Surabaya dan Psikolog Unair, materi akan disampaikan ke siswa aktif, seperti OSIS, Duta Tantribum, Putra Putri Lingkungan Hidup dan PMR. Sehingga bisa menjadi motivator sekolah, seperti kesehatan mental, kekerasan anak, kekerasan seksual.
"OSIS dan siswa lainnya dikumpulkan diberi materi, setelah itu membentuk Curhat Sahabat kelompok kecil, bisa curhat dari materi kesehatan mental, psikolog. Nanti dijabarkan di sekolah, bisa membantu teman-teman lainnya," pungkasnya.
(abq/fat)