Kurikulum Merdeka Belajar Disosialisasikan di Surabaya

Kurikulum Merdeka Belajar Disosialisasikan di Surabaya

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 07 Mar 2023 22:00 WIB
Sosialisasi kurikulum merdeka belajar
Sosialisasi kurikulum merdeka belajar (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Perkumpulan Sekolah SPK Indonesia (PSSI) bersama Sekolah Kristen Elyon (SKE), Dispendik Surabaya dan Dinas Pendidikan Jatim menggencarkan sosialisasi implementasi kurikulum merdeka belajar kepada guru-guru. Khususnya untuk sekolah negeri dan swasta yang ada di Kota Pahlawan.

Executive Director SKE Winfrid Prayogi mengatakan, selama ini pihaknya sudah membebaskan siswa untuk memilih. Terlebih, apa yang dibutuhkan dalam pendidikan berdasarakan bakat dan minat yang dimiliki.

"SKE sudah terbiasa dengan tiga aspek yang harus diimplementasikan dalam merdeka belajar yakni, capaian, proses mencapai dan caranya, karena kami menggunakan kurikulum Cambridge," kata Prayogi kepada wartawan di SKE Surabaya, Selasa (7/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, ia membagikan pandangan dan pengalaman kepada para guru. Baik sekolah swasta dan negeri, terkait konsep pembelajaran yang dikembangkan SKE.

Ia berharap, sosialisasi yang dilakukan bisa mencapai target 100 persen implementasi kurikulum merdeka belajar. Sehingga, pada tahun 2024 bisa tercapai.

ADVERTISEMENT

"Pemerintah mengajak PSSI road show agar sosialisasi ini didengar oleh semua pengajar di Indonesia, khususnya Surabaya. Karena, implementasi kurikulum tersebut akan berpegaruh pada kualitas generasi mendatang," jelasnya.

Sementara Direktur General Treasurer PSSI Shirley Puspiwati mengatakan, pihaknya menggandeng pemerintah untuk menyebarluaskan program merdeka belajar.

"Kurikulum merdeka dalam satuan pendidikan di Indonesia membutuhkan beberapa kegiatan dan juga pemahaman. Di sisi lain kami juga terus mengawal satuan pendidikan," ujarnya.

Sedangkan Pengawas SD Surabaya Barat wilayah Sukomanunggal dan Krembangan dari Dindik Surabaya, Mudjoko memaparkan implementasi merdeka belajar di tingkat SD dan SMP di Surabaya. Yakni pada SMP sudah mencapai 90 persen, sedangkan di tingkat SD mencapai 75 persen dan TK masih sekitar 10 persen.

"Saya rasa hal ini bagus, karena sosialisasi diperlukan untuk semua lini agar implementasi merdeka belajar tercapai secara maksimal ditahun 2024," ujarnya.

Implementasi kurikulum juga dibagi menjadi dua basis. Yakni proyek dan mandiri. Mandiri juga dibagi menjadi tiga lagi, yaitu mandiri belajar, berubah dan berbagi.

Mudjoko berharap, melalui kegiatan ini para guru bisa menguasai pola pengajaran sesuai konsep, modul sistematis hingga pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

"Setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda dan harus disesuaikan minat dan bakatnya," pungkasnya.

Diketahui, kurikulum merdeka merupakan sebuah framework pembelajaran yang membawa harapan baru bagi anak anak Indonesia tentang pendidikan yang berpusat pada anak.

Dalam implementasinya ke depan, setiap sekolah dapat mengembangkan sendiri framework ini untuk menjadi sebuah materi pembelajaran komperhensif yang sesuai dengan kebutuhan sekolah, serta berdasarkan kemampuan perserta didik.




(hil/fat)


Hide Ads