Wiwik (64) dan keluarganya hanya bisa pasrah setelah 6 tahun Masriah meneror mereka dengan air kencing dan tinja. Hingga akhirnya keluarga Wiwik terpikir untuk memasang kamera CCTV dengan maksud supaya Masriah jera.
Putri kandung Wiwik yang bernama Wike (44) mengatakan bahwa teror penyiraman air kencing dan tinja ke rumahnya itu sangat mengganggu tidak hanya keluarganya tapi juga lingkungan tetangga.
Karena teror terus dilakukan, sementara keluarganya tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah aksi Masriah, Wike akhirnya memutuskan untuk membeli kamera CCTV dan memasangnya ke arah Masriah biasa melakukan aksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukannya jera, meski semakin banyak warga yang tahu tentang perbuatan Masriah dengan adanya kamera CCTV itu, yang bersangkutan sama sekali tidak mengendurkan aksi teror yang dilakukan terhadap keluarga Wiwik.
"Kamera CCTV itu baru saya pasang sekitar tahun 2021. Harapannya bahwa pelaku teror diketahui oleh orang banyak, supaya dia cepat sadar dan menghentikan terornya. Tetapi yang bersangkutan malah tidak berhenti, bahkan teror dilakukan sehari tiga kali," tandas Wike.
Wiwik dan keluarga yang merupakan warga Desa Jogosatru, Kecamatan Sukodono pun hanya bisa pasrah. Mereka hanya bisa berdoa dan beristigfar dalam setiap salat tahajud yang ditunaikan setiap malam.
"Kami terus berdoa, bahkan kami setiap malam melakukan salat tahajud untuk memohon kepada Allah agar Bu Masriah cepat sadar bahwa apa yang dilakukan itu tidak benar," kata Wiwik.
Hingga akhirnya video rekaman CCTV aksi tak terpuji yang dilakukan oleh Masriah itu menyebar di media sosial. Dalam rekaman CCTV tersebut, Masriah terlihat membawa baskom yang diduga berisi air kencing kemudian disiramkan ke depan pintu rumah Wiwik.
Video rekaman CCTV ini pun didengar polisi. Keluarga Wiwik yang sudah kehabisan kesabaran pada akhirnya melaporkan Masriah ke Polsek Sukodono pada pada Jumat (5/5). Selanjutnya, Masriah dipanggil untuk menjalani pemeriksaan pada Jumat kemarin.
Akhirnya terungkap apa alasan Masriah meneror keluarga Wiwik. Kepada polisi dia mengaku ingin memiliki rumah yang telah dijual adik kandungnya. Namun, saat itu Masriah tidak kunjung membelinya karena tak ada uang, sehingga dibeli oleh Wiwik.
"Sebenarnya yang diduga pelaku ini masih ingin memiliki rumah adiknya yang dijual. Namun tak kunjung membelinya karena tak punya uang, akhirnya dibeli oleh ibuWiwik," kata Kapolsek Sukodono AKP Supriyana.
(dpe/iwd)