Menakar Sosok Rival Khofifah di Pilgub Jatim 2024

Menakar Sosok Rival Khofifah di Pilgub Jatim 2024

Faiq Azmi - detikJatim
Kamis, 11 Mei 2023 20:02 WIB
Ilustrasi Pilgub Jatim
Ilustrasi Pilgub Jatim. (Andhika Akbarayansyah/detikcom).
Surabaya -

Sejumlah lembaga survei masih menjagokan petahana Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2024. Beberapa nama lain mencuat sebagai penantang Khofifah dari hasil survei.

Pilgub Jatim sendiri akan digelar pada November 2024. Sebagai petahana, nama Khofifah Indar Parawansa masih menduduki posisi puncak elektabilitas Cagub Jatim 2024 menurut beberapa lembaga survei.

Terbaru, ada dua lembaga survei yang merilis terkait elektabilitas Cagub Jatim 2024 yakni Indopol dan Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI). Keduanya menempatkan Khofifah sebagai Cagub Jatim 2024 dengan elektabilitas tertinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam survei Indopol yang dilakukan pada 16-24 Maret 2023, elektabilitas Khofifah dalam pertanyaan semi terbuka dipilih 28,2% responden. Posisi kedua ada nama Menteri Sosial Tri Rismaharini sebesar 17,8%, lalu posisi ketiga Wagub Jatim Emil Dardak sebesar 4,3%. Untuk nama lain, angkanya di bawah 1%.

Kemudian, dalam pertanyaan semi terbuka dengan 5 nama calon Gubernur Jawa Timur yang disodorkan jika Pilkada dilaksanakan hari ini, Khofifah masih teratas dengan elektabilitas sebesar 30,8%, disusul Tri Rismaharini sebesar 28.8%, lalu Emil Dardak sebesar 7,5%.

ADVERTISEMENT

Direktur Indopol Survey Jawa Timur Fauzin menyebut Pilgub Jatim 2024 berpotensi memunculkan pertarungan antara Gubernur Jatim Petahana Khofifah Indar Parawansa melawan Mensos RI Tri Rismaharini.

"Dua tokoh perempuan ini dalam temuan survei kami tertinggi. Dengan urutan Khofifah Indar Parawansa nomor satu disusul Tri Rismaharini," kata Fauzin dalam paparannya, Rabu (10/5/2023) malam.

Kemudian dalam survei ARCI, nama Khofifah kembali yang teratas. Elektabilitas Khofifah dalam pertanyaan top of minds mendapat 27,9%.

Pesaing terdekatnya ialah Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak yang mendapat elektabilitas 15,3%. Kemudian ada Bupati Sumenep Ahmad Fauzi 7,6%.

Di peringkat keempat ada Wakil Ketua Komisi VI DPR RI yang juga Ketua Golkar Jatim M Sarmuji dengan elektabilitas 4,1%. Melengkapi 5 besar ada Mantan Wagub Jatim 2 periode Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dengan elektabilitas 1%. Dalam survei top of minds ini, responden yang belum menjawab masih tinggi yakni 43,2%.

Survei ARCI juga memotret pilihan responden ketika disodorkan 9 nama untuk Pilgub Jatim. Hasilnya Khofifah menjadi Cagub Jatim dengan elektabilitas tertinggi dengan angka 37,2%.

Disusul Emil Dardak 21,6%, Ahmad Fauzi 10,1%, Eri Cahyadi 7,3%, Sarmuji 5,7%, Gus Ipul 3,9%, Anwar Sadad 2,9%, Heru Tjahjono 2,7%, Fadhil Muzaki 2,5%. Yang belum menjawab/tidak tahu 6,1%.

Saat disodorkan 5 nama di survei ARCI, Khofifah tetap unggul dengan elektabilitas 39,3% disusul Emil 25,6%, Ahmad Fauzi 11,9%, Eri Cahyadi 8,4%, Sarmuji 7,2%. Yang belum menjawab sebanyak 7,6%.

Emil Dardak dan Risma rival terberat Khofifah di Pilgub Jatim. Baca halaman selanjutnya.

Direktur ARCI Baihaki Sirajt menyebut sosok Cagub Jatim yang paling mendekati elektabilitas Khofifah ialah Emil Dardak.

"Karena sampai hari ini, belum ada figur yang benar-benar menunjukkan ingin running sebagai cagub Jatim 2024. Khofifah dan Emil tinggi (elektabilitasnya) karena memang keduanya saat ini menjabat, dan tingkat kepuasan publik Jatim kepada dua figur ini cukup tinggi," jelasnya.

Menurut Baihaki, parpol-parpol di Jatim masih menunggu keputusan Khofifah apakah akan running ke Pilpres atau kembali maju di Pilgub Jatim 2024.

"Karena menunggu ini, parpol-parpol besar di Jatim masih wait and see. Ketika Khofifah maju Pilpres peta akan berubah total. Ketika tetap di Pilgub Jatim, parpol akan berhitung cermat karena lawannya petahana, meski secara angka masih potensial dikejar figur lain asal serius menggarap Jawa Timur," jelasnya.

Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Agus Mahfud Fauzi menyebut sosok yang berpotensi berkontestasi di Pilgub Jatim 2024 melawan Khofifah ialah Risma.

"Kita ingat Khofifah berangkat menjadi Cagub 2018 dengan bermodalkan instrumen-instrumen saat dirinya menjabat Mensos RI. Saat ini Risma Mensos, kalau bisa memanfaatkan instrumen di Kemensos, maka Risma bisa jadi penantang serius," kata Agus.

Menurut Agus, Risma memang dicintai warga Surabaya. Akan tetapi, peta politik Jatim sangat luas dan setiap wilayah memiliki karakter yang berbeda. Dicintai di Surabaya saja tidak cukup menjadi modal di Pilgub Jatim.

Lebih lanjut, jika Risma bisa menempatkan dirinya sebagai figur inti dalam pencapresan Ganjar di Jatim, maka ada potensi Risma mendapat durian runtuh untuk Pilgub Jatim 2024.

"Harus dilihat bagaimana nanti seorang Risma bisa mendapat keuntungan dari pencapresan Ganjar di Jatim. Sementara Khofifah seandaianya tidak maju Pilpres 2024, maka harus bisa menempatkan dirinya di sosok capres tertentu dan bisa memberi efek signifikan," tegasnya.

Agus menyebut secara legacy, publik masih menginginkan lebih banyak dari Khofifah pasca kepemimpinan Pakde Karwo (Soekarwo). Bulan-bulan terakhir Khofifah memimpin Jatim harus benar-benar dimanfaatkan untuk menancapkan legacy seoptimal mungkin ke masyarakat.

"Karena kalau tidak juga meninggalkan legacy yang jauh lebih banyak dibanding era Pakde Karwo, maka peluang Khofifah menang di Pilgub Jatim 2024 juga cukup berat," katanya.

"Celah itu nanti tentu akan bisa dimanfaatkan oleh lawan-lawannya, meski memang petahana di Jatim ini cenderung memiliki peluang besar lanjut ke periode selanjutnya," lanjutnya.

Selain Risma, Agus menyebut sosok Emil punya potensi besar. Emil disebutnya masih tidak memiliki cedera politik ke publik, sehingga branding namanya masih bersih.

"Akan tetapi Emil masih malu-malu kucing untuk psywar dia maju cagub Jatim 2024. Saya lihat Emil cenderung menunggu Khofifah. Kalau Khofifah ke Pilpres, mungkin Emil akan baru bermanuver," jelasnya.

"Emil juga bisa memanfaatkan momentum mendukung Anies Baswedan untuk menambah jangkauan wilayahnya di Jatim. Namun, semua tetap menunggu ke mana Khofifah akan berkontestasi di Pilpres 2024," tandasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Debat Emil-Gus Hans soal Kesenjangan hingga Integrasi di Jatim"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/dte)


Hide Ads