Detik-detik mencekam saat kerumunan orang bercelurit geruduk kantor camat di Bangkalan, Madura terekam dalam video. Videonya pun menyebar hingga viral di media sosial.
Suasana tegang pun terjadi saat kerumunan orang bercelurit mendatangi kantor camat di Bangkalan, Madura. Video yang viral berdurasi 52 detik itu telah disukai 3.335 kali, dibagikan sebanyak 488 kali, dan mendulang 466 komentar hingga Minggu (7/5) pukul 14.25 WIB.
"Madura Bangkalan Tanjung bumi desa tagungguh memanas," demikian narasi di video yang diunggah salah satu akun TikTok seperti dilihat detikJatim, Minggu (7/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlihat di dalam video tersebut kerumunan warga yang sebagian di antaranya membawa senjata tajam jenis celurit. Beberapa di antaranya berteriak-teriak ke arah orang yang berada di tenda di seberang jalan.
Salah seorang warga bernama Abdul Razak mengaku protes itu disebabkan cekcok dua pendukung calon kepala desa. Peristiwa cekcok itu menurutnya terjadi pada saat pelipatan surat suara yang sempat diduga tidak lengkap.
"Mereka cekcok karena pelipatan surat suaranya belum lengkap," jelas Abdul.
Kapolsek Tanjung Bumi AKP Ferry Riswantoro mengatakan, sejumlah warga yang membawa celurit itu memang mendatangi kantor kecamatan karena salah paham atau miskomunikasi.
"Benar, itu terjadi Kamis (4/5/2023) lalu. Cuma salah paham saja," ujarnya ketika dikonfirmasi.
Peristiwa itu terjadi karena salah paham saat pelaksanaan pelipatan surat suara Pilkades. Ferry menyebut, peristiwa warga membawa celurit dan mendatangi kantor kecamatan itu karena salah paham atau miskomunikasi saat Pilkades.
Pemicu aksi ini lantaran ada seorang warga bertanya dengan nada tinggi saat proses pelipatan surat suara.
"Itu cuma salah paham saja, dipicu saat salah satu warga bertanya dengan nada tinggi lalu emosi," tutur Ferry.
Berita selengkapnya di halaman selanjutnya!
Sebelumnya beredar sebuah video protes warga dengan membawa sejumlah sajam. Dalam video itu ditulis "1.500 surat suara dicoblos".
Ferry menegaskan bahwa video itu memuat narasi bohong alias hoaks. "Tidak, itu hoaks," katanya.
Dia pun menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan surat suara itu adalah pemusnahan yang sebelumnya sudah masuk dalam berita acara dan sudah dilaporkan ke Polres Bangkalan.
"Pemusnahan surat suara bukan karena sudah dicoblos, tapi kemarin ada sejumlah surat suara yang tidak terpakai dimusnahkan. Sudah dibuatkan berita acara, bahkan sudah dilaporkan ke Polres Bangkalan," terangnya.
Dia memastikan bahwa saat ini kondisi warga sudah kondusif dan sudah ditengahi. "Sudah bisa dilerai dan ditengahi oleh petugas," kata Ferry.
Sementara itu, untuk gelaran Pilkades serentak, Polres Bangkalan akan menerjunkan 4 ribu personel. Ribuan personel itu gabungan dari Polda Jatim dan Polres Bangkalan.
Diketahui, sebanyak 147 desa di Bangkalan akan menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) tahap 2. Pilkades serentak ini akan digelar pada Rabu (10/5/2023).
Pengamanan dilakukan untuk mengantisipasi adanya konflik saat Pilkades berlangsung.
"Akan ada 4 ribu personel yang akan mengamankan pelaksanaan pilkades. Itu gabungan dari Polda Jatim dan Polres Bangkalan," ujar Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (9/5/2023).
Saat ini personel brimob telah melakukan patroli untuk memetakan daerah zona merah yang membutuhkan pengamanan lebih ketat. Sebab, terdapat beberapa desa berkonflik hingga menyebabkan 2 korban meninggal dunia.
"Masih patroli sekaligus memetakan desa mana saja yang perlu pengamanan lebih. Tentu akan disiapkan personel nanti," tambahnya.
Sebelumnya, 117 desa di Bangkalan sudah melakukan pilkades gelombang pertama pada 2 Mei 2021.