Video kerumunan orang membawa celurit di sebuah kantor kecamatan di Bangkalan, viral di media sosial. Berikut penjelasan dari pihak kepolisian.
"Madura Bangkalan Tanjung bumi desa tagungguh memanas," demikian narasi di video yang diunggah salah satu akun TikTok seperti dilihat detikJatim, Minggu (7/5/2023).
Peristiwa menegangkan itu dibenarkan Kapolsek Tanjung Bumi AKP Ferry Riswantoro. Ia menyebut peristiwa itu terjadi pada Kamis (4/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut AKP Ferry, sejumlah warga yang membawa celurit memang mendatangi Kantor Kecamatan Tanjung Bumi. Penyebabnya salah paham atau miskomunikasi.
"Benar, itu terjadi Kamis (4/5/2023) lalu. Cuma salah paham saja," ujarnya ketika dikonfirmasi, Minggu (7/5).
Sebelumnya juga beredar video protes warga dengan tulisan '1.500 surat suara dicoblos'. Ferry menegaskan video itu memuat narasi bohong alias hoaks.
AKP Ferry menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan surat suara itu adalah pemusnahan yang sebelumnya sudah masuk dalam berita acara dan sudah dilaporkan ke Polres Bangkalan.
"Pemusnahan surat suara bukan karena sudah dicoblos, tapi kemarin ada sejumlah surat suara yang tidak terpakai dimusnahkan. Sudah dibuatkan berita acara, bahkan sudah dilaporkan ke Polres Bangkalan," terangnya.
Karena salah paham, kerumunan orang membawa celurit melabrak kantor camat. Pemicunya, ada seorang warga bertanya dengan nada tinggi saat proses pelipatan surat suara.
"Itu cuma salah paham saja, dipicu saat salah satu warga bertanya dengan nada tinggi lalu emosi," tutur AKP Ferry.
Sementara warga bernama Abdul Razak mengaku protes itu disebabkan cekcok dua pendukung calon kepala desa. Cekcok itu menurutnya terjadi pada saat pelipatan surat suara yang sempat diduga tidak lengkap.
"Mereka cekcok karena pelipatan surat suaranya belum lengkap," pungkasnya.
(sun/fat)