Bocah pertalite asal Desa Kesongo, Kedungadem, Bojonegoro, Farhan Abimanu hobi menghirup aroma pertalite sejak kecil. Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jatim angkat bicara soal itu.
Kepala Dinas DP3AK Jatim Restu Novi Widiani mengatakan bocah pertalite tersebut harus segera mendapat penanganan medis agar dampaknya tidak fatal di kemudian hari.
"Ini pernah terjadi di Sampang kasus gini. Pintu utama ada di Dinas Pemberdayaan Anak Perempuan di lokasi bersangkutan. Fenomena itu, saya rasa harus segera tertangani maksimal oleh dinas kesehatan setempat. Jangan dilihat sekarang mungkin masih sehat, tapi dilihat dampak ke depannya bagaimana," kata Novi di Surabaya, Senin (8/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novi mengatakan pihaknya melalui UPT di Bojonegoro terus memantau perkembangan bocah pertalite. Ia menyebut dalam mengatasi perilaku menyimpang seperti menghirup bau bensin perlu asesmen khusus.
"Harus dicek latar belakang keluarga seperti apa, tentunya ada fenomena ini harus didalami dan diasesmen pihak terkait bisa dinsos dan dinkes terlibat," jelas Plt Kadinsos Jatim ini.
"Langkah pertama harus datang ke keluarga. Asesmen kenapa bisa terjadi seperti itu, kalau faktor ekonomi dan sebagainya tentunya harus ada solusi langsung. Apakah mereka sudah terdaftar di data terpadu sosial? Apa sudah mendapat bantuan sosial? Kalau tidak diupayakan mendapatkan," sambungnya.
Novi memastikan DP3AK Jatim akan turun tangan jika diperlukan bantuan dari dinas terkait di kabupaten Bojonegoro.
"Kami siap kalau perlu penanganan lebih lanjut. Karena kasus itu perlu pendampingan, sebabnya kenapa gitu? Latar keluarganya seperti apa? Ini ibaratnya mengobati penyebabnya apa? Kalau sudah selama itu (menghirup bau BBM), dicari obatnya apa? Dinkes juga perlu masuk karena bahayanya kan tinggi," katanya.
"Warga silakan melapor jika ada kasus temuan seperti itu. Kami siap turun membantu," tandasnya.
(faa/iwd)