Kasus Bocah Pertalite Bojonegoro, Dokter: Kecanduan BBM Picu Kanker

Kasus Bocah Pertalite Bojonegoro, Dokter: Kecanduan BBM Picu Kanker

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 05 Mei 2023 21:31 WIB
Remaja Bojonegoro
Farhan Abimanu bocah pertalite didampingi ibunya (Foto file: Ainur Rofiq/detikJatim)
Surabaya -

Dokter Spesialis Paru RS Unair, dr Wiwin Is Effendi SpP(K) menyoroti kebiasaan tak wajar remaja yang hobi menghirup BBM jenis pertalite asal Desa Kesongo, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro. Kebiasaan Farhan Abimanu (17) itu berpotensi menjadi kanker paru-paru.

"Menegaskan, yang dihirup bahan bakar pertalite. Bahan dari benzena memang masuk karsinogenik. Berpotensi terjadi kanker, kalau sering (menghirup) bisa meningkatkan. Bahaya utama kanker, dalam jangka pendek iritasi saluran pernapasan, sistem saraf pusat, pusing dan gliyeng," kata dr Wiwin kepada detikJatim di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Jumat (5/5/2023).

Namun tidak semuanya bisa menumbuhkan sel kanker. Tetapi jika terlalu sering menghirup aroma pertalite, apalagi dengan jangka waktu yang lama, akan meningkatkan potensi kanker paru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Teorinya, setiap orang ada satu sel di dalam tubuhnya, dalam kondisi sehat, tidak punya aktivitas menjadi kanker. Tapi satu sel ini, normalnya semua orang punya. Sel kanker ini kalau sudah terpicu, salah satunya zat-zat polusi, menghirup BBM ini bisa dikategorikan zat polusi. Itu bisa memicu sel yang tidak hidup dan tidak mati bisa aktif dan menjadi sel kanker," jelasnya.

Untuk persentasenya pun kecil untuk menjadi kanker paru-paru dan kasusnya pun tidak banyak. Akan tetapi yang perlu diwaspadai bisa menimbulkan atau memunculkan kanker paru. Sebab, masuk zat karsinogenik.

ADVERTISEMENT

Selain berdampak buruk menjadi kanker paru, menghirup aroma pertalite juga bisa mengganggu kesehatan lainnya. Khususnya mengganggu saluran pernapasan, batuk, sesak dan respons tidak wajar lainnya.

"Kalau kasus di Bojonegoro yang menghirup BBM ini kandungannya tidak bagus. Kalau jangka lama di saluran pernapasan, sesak sampai nanti kematian di sel. Kalau lama dan sel mati memperbaikinya bisa lama, ada cedera paru," ujarnya.

Jika sudah berdampak buruk pada kesehatan tubuh dan ada kelainan pada organ. Bisa pun dilakukan terapi simtomatis, namun juga tergantung pada jenis penyakit yang dikeluhkan.

"Tergantung penyakitnya, kalau tidak sampak kanker paru, hanya terjadi peradangan saluran pernapasan, bisa dilakukan terapi simtonapis. Tapi kalau sudah lama dan terjadi kanker paru atau penyakit paru. Tergantung jenis penyakitnya," pungkasnya.




(esw/fat)


Hide Ads